Tuesday, June 26, 2012

AMERIKA MEMBUKTIKAN "KERASULAN" MUHAMMAD SAW.




Artikel ini saya muat dengan tujuan memberi pengertian kepada para pembualan yang mengatakan Rasulullah Muhammad adalah nabi palsu dan dapat menjadikan  pelajaran kepada kita semuaTerlampir adalah foto bulan dari koleksi NASA. Semoga hal itu akan semakin menyempurnakan keyakinan kita terhadap kekuasan Allah (swt) dan kerasulan nabi Muhammad (saw).

Dalam Bukhari dan Muslim, juga dalam kitab2 hadits yang terkenal lainnya, diriwayatkan bahwa sebelum Rasulullah (saw) hijrah, berkumpullah tokoh2 kafir Quraiy, seperti Abu Jahal, Walid bin Mughirah dan Al ‘Ash bin Qail.

Mereka meminta kepada nabi Muhammad (saw) untuk membelah bulan. Kata mereka, “Seandainya kamu benar2 seorang nabi, maka belahlah bulan menjadi dua.”
Rasulullah (saw) berkata kepada mereka, “Apakah kalian akan masuk Islam jika aku sanggup melakukannya?”

Mereka menjawab, “Ya.” Lalu Rasulullah (saw) berdoa kepada Allah agar bulan terbelah menjadi dua. Rasulullah (saw) memberi isyarat dengan jarinya, maka bulanpun terbelah menjadi dua. Selanjutnya sambil menyebut nama setiap orang kafir yang hadir, Rasulullah (saw) berkata, “Hai Fulan, bersaksilah kamu. Hai Fulan, bersaksilah kamu.”

Demikian jauh jarak belahan bulan itu sehingga gunung Hira nampak berada diantara keduanya. Akan tetapi orang2 kafir yang hadir berkata, “Ini sihir!” padahal semua orang yang hadir menyaksikan pembelahan bulan tersebut dengan seksama.

Atas peristiwa ini Allah (swt) menurunkan ayat Al Qur’an: ” Telah dekat saat itu (datangnya kiamat) dan bulan telah terbelah. Dan jika orang2 (kafir) menyaksikan suatu tanda (mukjizat), mereka mengingkarinya dan mengatakan bahwa itu adalah sihir.” (QS Al Qomar 54:1-2)

Subhanallah. Subhan ibn Abdullah Laem Chabang, 09/02/2005 . Telah Dekat Kiamat, Bulan Telah Terbelah Allah berfirman: “Sungguh telah dekat hari kiamat, dan bulan pun telah terbelah.” (Q.S. Al-Qamar: 1)

Apakah kalian akan membenarkan ayat Al-Qur’an ini yang menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris? Di bawah ini adalah kisahnya. Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof.Dr.Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah? Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:

Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan hal itu di University Cardif, Inggris bagian Barat. Para peserta yang hadir ber-macam2, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an.

Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, ” Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah” mengandung mukjizat secara ilmiah?

Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjangkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka hal itu adalah mukjizat yang terjadi pada masa Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam, sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi2 sebelumnya.

Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits2 Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan hadits2 Rasulullah shallallahu alaihi wassalam.

Dan memang Allah ta’alaa benar2 maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah Munawarah. Orang2 musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (dengan nada mengejek dan meng-olok2)?” Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan?”

Mereka menjawab, “Coba belah bulan…” Rasulullah pun berdiri dan terdiam, berdoa kepada Allah agar menolongnya. Lalu Allah memberitahu Muhammad saw agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan dan terbelahlah bulan itu dengan se-benar2-nya. Serta-merta orang2 musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar2 telah menyihir kami!”

Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada di tempat itu. Lalu mereka pun menunggu orang2 yang akan pulang dari perjalanan.
Orang2 Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, orang2 musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?” Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dan saling menjauh masing2-nya kemudian bersatu kembali…”

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya: “Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda2 kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap… (sampai akhir surat Al-Qamar).

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai Tuan, bolehkah aku menambahkan?” Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab:”Dipersilahkan dengan senang hati.”

Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama2 (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna2 Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku mem-buka2 terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya: “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah…”

Aku bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu? Maka, aku pun berhenti membaca ayat2 selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan se-hari2. Akan tetapi Allah maha tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

Suatu hari aku duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi antara seorang presenter Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut bercerita tentang dana yang begitu besar dalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan.

Presenter berkata, “Andaikan dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak gunanya.” Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik pada segi kedokteran, industri ataupun pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia2, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.”

Dalam diskusi tersebut dibahas tentang turunnya astronot hingga menjejakkan kakinya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget dan berkata, “Kebodohan macam apalagi ini, dana yang begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?

” Mereka pun menjawab, “Tidak! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun.”

Mendengar hal itu, presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai hingga demikian mahal taruhannya?” Mereka menjawab, ” Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali! Presenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akan hal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batu2-an yang terpisah (katrena) terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Kami meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali!”

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, ” Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, ‘Mukjizat (kehebatan) benar2 telah terjadi pada diri Muhammad shallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar2 telah meng-olok2 AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, hingga 100 juta dollar, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin! Agama Islam ini tidak mungkin salah… Lalu aku pun kembali membuka Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qamar.

Dan saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.”
Diterjemahkan oleh: Abu Muhammad ibn Shadiq (Sabtu, 22 Sya’ban1424H/18-10-2003M)

Cerita Jasad Firaun Dalam Al Quran


Al-Qur’an Cerita Tentang Nasib Jasad Fir’aun, Realita Membenarkan!!

Dr. Morris Bukay* di dalam bukunya ‘al-Qur’an Wa al-‘Ilm al-Hadiits’ (al-Qur’an Dan llmu Modern) mengungkap kesesuaian informasi al-Qur’an mengenai nasib Fir’aun Musa setelah ia tenggelam di laut dan realita di mana itu tercermin dengan masih eksisnya jasad Fir’aun Musa tersebut hingga saat ini. Ini merupakan pertanda kebesaran Allah SWT saat berfirman, (QS.Yunus:92)

Dr. Bukay berkata, “Riwayat versi Taurat mengenai keluarnya bangsa Yahudi bersama Musa AS dari Mesir menguatkan ‘statement’ yang menyatakan bahwa Mineptah, pengganti Ramses II adalah Fir’aun Mesir pada masa nabi Musa AS. Penelitian medis terhadap mumi Mineptah membeberkan kepada kita informasi-informasi berguna lainnya mengenai dugaan sebab kematian fir’aun ini.

Sesungguhnya kitab Taurat menyebutkan, jasad tersebut ditelan laut akan tetapi tidak memberikan rincian mengenai apa yang terjadi terhadapnya setelah itu. Sedangkan al-Qur’an menyebutkan, jasad Fir’aun yang dilaknat itu akan diselamatkan dari air sebagaimana keterangan ayat di atas. Dalam hal ini, pemeriksaan medis terhadap mumi tersebut menunjukkan, jasad tersebut tidak berada lama di dalam air sebab tidak menunjukkan adanya tanda kerusakan total akibat terlalu lama berada di dalam air.**”

Dr. Morris Bukay menyebutkan bahwa dalam sebuah penelitian medis dengan mengambil sampel organ tertentu dari jasad mumi tersebut pada tahun 1975 melalui bantuan Prof Michfl Durigon dan pemeriksaan yang detail dengan menggunakan mikroskop, bagian terkecil dalam organ itu masih dalam kondisi terpelihara secara sempurna. Ini menunjukkan, keterpeliharaan secara sempurna itu tidak mungkin terjadi andaikata jasad tersebut sempat tinggal beberapa lama di dalam air atau bahkan sekali pun berada lama di luar air sebelum terjadi proses pengawetan pertama.

Dr. Bukay juga menyebutkan, diri bersama tim telah melakukan banyak penelitian, di antaranya untuk mengetahui dugaan sebab kematian Fir’an. Penelitian yang dilakukannya berjalan legal karena dibantu direktur laboratorium satelit di Paris, Ceccaldi dan prof Durigan. Objek penelitian dititikberatkan pada salah satu orang di tengkorak kepala.

Mengenai hasilnya, Dr Bukay mengungkapkan, “Dari situ diketahui, bahwa semua penelitian itu sesuai dengan kisah-kisah yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang menyiratkan Fir’aun tewas ketika digulung gelombang…”***

Dr. Bukay menjelaskan sisi kemukjizatan masalah ini. Ia mengatakan, “Di zaman di mana al-Qur’an sampai kepada manusia melalui Muhammad SAW, jasad-jasad para Fir’aun yang diragukan orang di zaman kontemporer ini apakah benar atau tidak ada kaitannya dengan saat keluarnya Musa, sudah lama terpendam di pekuburan lembah raja di Thoba, di pinggir lain dari sungai Nil di depan kota al-Aqshar saat ini.

Pada masa Muhammad SAW segala sesuatu mengenai hal ini masih kabur. Jasad-jasad tersebut belum terungkap kecuali pada penghujung abad ke-19.**** Dengan begitu, jasad Fir’aun Musa yang masih eksis hingga kini dinilai sebagai persaksian materil bagi sebuah jasad yang diawetkan milik seorang yang mengenal nabi Musa AS, menentang permintaannya dan memburunya dalam pelarian serta mati saat pengejaran itu. Lalu Allah menyelamatkan jasadnya dari kerusakan total sehingga menjadi tanda kebesaran-Nya bagi umat manusia sebagaimana yang disebutkan al-Qur’an al-Karim.*****

Informasi sejarah mengenai nasib jasad Fir’aun tidak berada di tangan manusia mana pun ketika al-Qur’an turun atau pun setelah beberapa abad setelah turunnya. Akan tetapi ia dijelaskan di dalam Kitab Allah SWT sebelum lebih dari 1400 tahun lalu.

 -------------------------------------
* Seorang dokter ahli bedah paling masyhur berkewarganegaraan Perancis. Ia masuk Islam setelah mengadakan kajian secara mendalam mengenai al-Qur’an al-Karim dan mukjizat ilmiahnya

** Lihat, buku al-Qur’an Wa al-‘Ilm al-Hadits, Dr Morris Bukay

*** Lihat, buku Kitab al-Qur’an Wa al-‘Ilm al-Mu’ashir, Dr Morris Bukay, terjemah ke bahasa Arab, Dr Muhammad Bashal dan Dr Muhamma Khair al-Biqa’i

**** Diraasah al-Kutub al-Muqaddasah Fii Dhau’i al-Ma’aarif al-Hadiitsah, karya Dr Morris Bukay, hal.269, Darul Ma’arif, cet.IV, 1977 –dengan sedikit perubahan

Sunday, June 24, 2012

Cara Berpakaian Rasulullah SAW


Pakaian adalah kebutuhan hidup sekaligus cermin perilaku kita. Pakaian yang baik adalah pakaian yang diridhoi oleh Allah SWT. Berikut adalah pesan Rasulullah SAW dalam memilih pakaian yang baik:

1. Pakaian yang dikenakan bersih, longgar (tidak ketat), tidak tembus pandang, dan menutupi aurat;
2. Tinggalkan pakaian yang mewah walaupun kita mampu membelinya. Utamakan sikap tawadhu (rendah hati);
3. Rasulullah SAW suka memakai gamis dan kain hibarah (pakaian bercorak yang terbuat dari bahan katun);
4. Untuk  laki-laki, Rasulullah SAW melarang menggunakan pakaian berbahan sutera dan emas;
5. Jangan menggunakan pakaian yang terlalu panjang, apalagi hingga harus diseret (terkena lantai). Untuk laki-laki, Rasulullah SAW melarang pakaian yang menutupi mata kaki untuk laki-laki karena kesombongan;
6. Untuk perempuan muslimah, panjangnya hingga menutupi telapak kaki, dan kerudungnya menutupi kepala, leher, dan dada;
7. Untuk lelaki tidak berpakaian seperti perempuan, demikian juga sebaliknya;
8. Tidak memakai pakaian yang bertambal atau yang lusuh, karena menurut Rasulullah, Allah senang melihat jejak nikmat Nya pada hamba-Nya;
9. Mengutamakan pakaian yang berwarna putih, karena Rasulullah juga menyukai warna itu.

Dalam tata cara berpakaian secara umum, ada beberapa hal yang dicontohkan Rasulullah SAW:



1. Berdo’alah ketika akan berpakaian. Salah satu contohnya adalah: “Alhamdulillahil ladzii kasaanii hadzat tauba warozaqqaniihi min ghairi haulin minna walaa quwwah“, yang artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan pakaian ini kepadaku sebagai rizki daripada-Nya tanta daya dan kekuatan dari-ku”;
2. Berdo’alah ketika akan mengenakan pakaian baru. Doa yang dianjurkan adalah: “Allahumma laka al hamdu anta kasautani hi. As’aluka khairahu wa khaira ma suni’a lahu, wa a’u dzu bika min syarrihi wa syarri ma suni’a lahu“, yang artinya: “Ya Allah bagi Mu segala puji, Engkau telah me¬makaikan pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada Mu kebaikannya dan kebaikan akibatnya. Aku berlindung pula kepada Mu dari kejahatannya dan kejahatan akibatnya”;
3. Disunahkan memakai pakaian dari sebelah kanan terlebih dahulu;
4. Berpakaianlah dengan rapi dan indah disesuaikan dengan tempat, tanpa berlebihan dan tidak dipaksakan;
5. Disunahkan melepaskan pakaian dari sebelah kiri terlebih dahulu.


Referensi:


1. Mu’adz bin Anas Radhiyallahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Siapa yang menanggalkan pakaian yang mewah karena tawadlu’ kepada Allah padahal ia dapat membelinya, Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di muka sekalian manusia untuk disuruh memilih sendiri pakaian iman yang mana yang ia kehendaki untuk dipakainya.” (HR. Tirmidzi)

2. Hadis riwayat Barra’ bin Azib ra., ia berkata:Rasulullah saw. memerintahkan kami untuk melaksanakan tujuh perkara dan melarang kami dari tujuh perkara. Beliau memerintahkan kami menjenguk orang sakit, mengiringi jenazah, mendoakan orang bersin (mengucap yarhamukallah), melaksanakan sumpah dengan benar, menolong orang yang teraniaya, memenuhi undangan dan menyebarkan salam. Beliau melarang kami dari cincin atau bercincin emas, minum dengan wadah dari perak, hamparan sutera, pakaian buatan Qas (terbuat dari sutera) serta mengenakan pakaian sutera baik yang tebal dan tipis. (Shahih Muslim No.3848)

3. Hadis riwayat Hudzaifah bin Yaman ra.: Bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian minum dalam wadah emas dan perak dan jangan mengenakan pakaian sutera sebab pakaian sutera itu untuk mereka (orang-orang kafir) di dunia dan untuk kalian di akhirat pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.3849)

4. Hadis riwayat Ali bin Abu Thalib ra., ia berkata: Dihadiahkan kepada Rasulullah saw. kain sutera bergaris. Rasulullah saw. mengirimkannya kepadaku maka aku pun memakainya. Tetapi aku melihat kemarahan di wajah beliau. Beliau bersabda: Sungguh, aku mengirimkan pakaian itu kepadamu bukannya untuk engkau pakai tetapi aku mengirimkannya agar engkau memotong-motongnya menjadi kerudung buat para wanita. (Shahih Muslim No.3862)

5. Hadis riwayat Anas bin Malik ra.: Dari Qatadah ia berkata: Kami bertanya kepada Anas bin Malik: Pakaian apakah yang paling disukai dan dikagumi Rasulullah saw.? Anas bin Malik ra. menjawab: Kain hibarah (pakaian bercorak terbuat dari kain katun). (Shahih Muslim No.3877)

6. Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak akan memandang orang yang menyeretkan pakaiannya dengan sombong. (Shahih Muslim No.3887)

7. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Ia melihat seorang lelaki menyeret kainnya, ia menghentakkan kakinya ke bumi, lelaki itu adalah pangeran (penguasa) Bahrain. Ia berkata: Pangeran datang, pangeran datang! Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak akan memandang orang yang menyeretkan kainnya dengan kecongkakan. (Shahih Muslim No.3893)

8. Doa berpakaian diatas diambil dari hadits riwayat seluruh penyusun kitab sunan, kecuali Nasa’i, lihat Irwaa’ul Ghalil 4/47

9. Rasulullah SAW bersabda, ” Sesungguhnya dua benda ini (emas dan sutera) haram atas lelaki ummatku. (H.R.Abu Daud)”

10. Rasulullah bersabda: Allah melaknati lelaki yang memakai pakaian perempuan, dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki. (H.R. Bukhari)

11. Doa yang dianjurkan adalah: “Allahumma laka al hamdu anta kasautani hi. As’aluka khairahu wa khaira ma suni’a lahu, wa a’u dzu bika min syarrihi wa syarri ma suni’a lahu”, yang artinya: “Ya Allah bagi Mu segala puji, Engkau telah me¬makaikan pakaian ini kepadaku. Aku mohon kepada Mu kebaikannya dan kebaikan akibatnya. Aku berlindung pula kepada Mu dari kejahatannya dan kejahatan akibatnya”.


Cinta Rasulullah SAW pada Istri




Rasulullah SAW sangat mencintai dan lembut pada istri-istrinya. Berikut adalah contoh sikap luar biasa beliau yang harus diteladani oleh setiap suami:


1. Rasulullah SAW tidak pernah menyusahkan istrinya. Jika pakaiannya koyak, Rasulullah SAW menampalnya sendiri tanpa menyuruh isterinya.

2. Rasulullah SAW selalu bertanggung jawab mencari nafkah untuk keluarganya. Contoh: Rasulullah SAW memerah sendiri susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

3. Rasulullah SAW tidak segan membantu istrinya di dapur. Contoh: Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap dimasak untuk dimakan, sambil tersenyum Rasulullah SAW  menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur.

4. Rasulullah SAW sering memanggil istrinya dengan panggilan mesra. Contoh: Aisyah r.a. dipanggil dengan panggilan Khumaira (yang kemerah-merahan) oleh beliau.

5. Rasulullah SAW tidak pernah mendesak istrinya menyediakan makanan. Contoh: suatu ketika, Rasulullah SAW pulang pada waktu pagi. Beliau pasti sangat lapar saat itu. Tetapi dilihatnya tidak ada apapun untuk sarapan, bahkan yang mentah pun tidak ada karena Sayidatina ‘Aisyah belum ke pasar. Maka beliau bertanya, “Belum ada sarapan ya Khumaira?” Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa wahai Rasulullah.” Rasulullah SAW lantas berkata, “Jika begitu aku puasa saja hari ini.” tanpa sedikit pun tergambar raut kesal di muka beliau.

6. Rasulullah SAW sangat marah ketika melihat seorang suami sedang memukul istrinya. Contoh: suatu saat beliau melihat seseorang memukul istrinya. Beliau menegur, “Mengapa engkau memukul istrimu?” Orang itu menjawab, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap bandel juga, jadi aku pukul dia.” Rasulullah SAW berkata lagi, “Aku tidak menanyakan alasanmu, aku bertanya mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu dari anak-anakmu?”

7. Rasulullah SAW tetap lembut dan santun kepada istri. Rasulullah selalu memperlakukan istrinya sangat istimewa sekalipun beliau adalah pemimpin umat Islam tertinggi, bahkan saat itu adalah pemimpin terbesar di dunia.
Referensi:

2. Sayidatina ‘Aisyah menceritakan “Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumahtangga. Jika mendengar adzan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali sesudah selesai  sembahyang.”

3. Rasulullah SAW bersabda, “sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik, kasih dan lemah lembut terhadap isterinya.”

Sifat Rasulullah SAW


Mengenali sifat-sifat Rasulullah Muhammad SAW adalah awal penting jika kita serius ingin mengikuti segala keteladanan beliau. Banyak sekali hadits yang menceritakan sifat-sifat beliau yang sangat luar biasa. Diantara sifat-sifat beliau tersebut adalah sebagai berikut:

- Baik hati;
- Jujur;
- Pemalu;
- Lemah lembut;
- Rendah hati;
- Tidak pernah memberatkan orang lain;
- Sangat sederhana;
- Tidak pernah membalas kejahatan dengan kejahatan;
- Suka memaafkan dan merelakan;
- Penuh kasih sayang
- Selalu memberi petunjuk;
- Selalu tersenyum;

Referensi:
1. Ali bin Abi Thalib (ra) juga meriwayatkan: Rambut Rasulullah lurus dan sedikit berombak. Beliau tidak berperawakan gemuk dan tidak pula tampak terlalu berat, beliau berperawakan baik dan tegak. Warna kulit beliau cerah, mata beliau hitam dengan bulu mata yang panjang. Sendi-sendi tulang beliau kuat dan dada beliau cukup kekar, demikian pula tangan dan kaki beliau. Badan beliau tidak berbulu tebal, tapi hanya bulu-bulu tipis dari dada ke bawah sampai di pusar beliau. Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau akan mengarahkan wajah beliau ke orang tersebut (penuh perhatian). Diantara tulang belikat beliau “tanda” kenabian beliau. Beliau adalah orang yang paling baik hati, orang yang paling jujur, orang yang paling dirindukan dan sebaik-baik keturunan. Siapa saja yang mendekati beliau akan langsung merasa hormat dan khidmat. Dan siapa yang bergaul dengan beliau akan langsung menghargai dan mencintainya. Saya belum pernah melihat orang lain seperti beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib).

2. Abu Sa’id Al-Khudri RA mengatakan: “Rasulullah itu lebih pemalu daripada gadis dalam pingitan. Jika beliau tidak menyukai sesuatu, niscaya kami dapat mengetahui ketidak sukaan beliau itu dari wajahnya.” (HR. Al-Bukhari)

3. Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata: Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah. Beliau mengajak laki-laki itu berbicara sehingga membuatnya menggigil ketakutan. Rasulullah berkata kepadanya: “Tenangkanlah dirimu! Sesungguhnya aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah putra seorang wanita yang biasa memakan dendeng.” (HR. Ibnu Majah)

4. Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah ditanya: “Apakah yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam rumah?” Ia radhiyallahu ‘anha menjawab: “Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam adalah seorang manusia biasa.Beliau menambal pakaian sendiri, memerah susu dan melayani diri beliau sendiri.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

5. Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan: Kami, keluarga Muhammad, tidak pernah menyalakan tungku masak selama sebulan penuh, makanan kami hanyalah kurma dan air.” (HR. Al-Bukhari)Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan, “Rasulullah SAW bukanlah seorang yang keji dan tidak suka berkata keji, beliau bukan seorang yang suka berteriak-teriak di pasar dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Bahkan sebaliknya, beliau suka memaafkan dan merelakan.(H R. Ahmad)

Saturday, June 23, 2012

MEKAH ADALAH PUSAT BUMI.

Planet bumi kita ini memiliki dua kutub, yaitu utara dan selatan. Bila kita membuat sebuah garis khayal atau imajiner yang menghubungkan dari kutub Utara kekutub Selatan dan kita hubungkan untuk seluruh keliling Bumi, maka akan diperoleh data untuk setiap 1 derajat akan terjadi perbedaan waktu selama 4 menit.


Garis khayal inilah selanjutnya yang digunakan untuk menentukan koordinat sebuah lokasi di Bumi bersama garis lintangnya. Garis ini dimulai dari kota Greenwich di kepulauan Greenland, Inggris (yang secara lazim dianggap sebagai bujur geografis nol derajat) dan garis imajiner tersebut disebutlah dengan nama garis bujur standar.


Waktu di garis bujur ini disebut sebagai waktu standar atau GMT (Greenwich Mean Time). Untuk setiap perbedaan garis bujur sebesar 15 derajat garis bujur, maka lokasi tersebut memiliki perbedaan waktu selama 1 jam. Semakin ke Timur maka perbedaan waktunya bertambah.




Ket. Gbr : Zona Waktu Dunia berdasar GMT


Melaui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.243 Tahun 1963 yang disempurnakan lagi melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.41 Tahun 1987 dan berlaku secara efektif mulai 1 Januari 1988 jam 00.00 WIB wilayah Indonesia dibagi atas 3 bagian waktu. Pembagian waktu ini antara lain : Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA) dan Waktu Indonesia Timur (WIT).


1. Waktu Indonesia Barat meliputi daerah – daerah Tingkat I dan Istimewa di Sumatera, Jawa, Madura, propinsi Kalimantan Barat dan Kalimanatan Tengah dengan waktu tolok GMT+07.00 jam dan derajat tolok 105° Bujur Timur.


2. Waktu Indonesia Tengah meliputi Propinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, Bali, Sulawesi dan Nusa Tenggara dengan waktu tolok GMT+08.00 jam dan derajat tolok 120° Bujur Timur.


3. Waktu Indonesia Timur meliputi daerah – daerah Tingkat I di Maluku dan Irian Jaya dengan waktu tolok GMT+09.00 jam dan derajat tolok 135° Bujur Timur.





Ket. gbr. Pembagian wilayah waktu


Penetapan standar waktu di Indonesia ini bukan yang pertama kalinya didunia, sebab pada 2 November 1868 negara Selandia Baru telah memulainya terlebih dahulu yang dikenal dengan New Zealand Mean Time. Di Amerika Serikat dan Kanada, zona waktu standar diperkenalkan tanggal 18 November 1883, oleh perusahaan-perusahaan rel kereta api yang selanjutnya disempurnakan secara bersama pada 1918 dengan pengenalan konsep daylight saving time. Pembagian zona-zona waktu didunia (termasuk Indonesia) adalah untuk menyeragamkan pemahaman tentang jam dan tanggal diberbagai negara sekaitan dengan semakin meningkatnya peradaban dan teknologi serta tuntutan hidup umat manusia.


Dipilihnya waktu lokal di Royal Greenwich Observatory Greenwich, Inggris sebagai standar waktu Internasional karena sampai tahun 1884 dua pertiga dari semua peta dan bagan maritim menggunakannya sebagai meridian utama (prime meridian). Memang pada awalnya penetapan tersebut lebih kepada tuntutan para pelaut dan penumpang kereta api untuk memecahkan kebingungan mereka terhadap perbedaan waktu yang mereka lintasi.


Standarisasi ini ditetapkan pada Konferensi Meridian Internasional tahun 1884, yang akhirnya menyeragamkan pemakaian Greenwich Mean Time untuk menyetel jam di dalam suatu daerah didunia. Royal Observatory Greenwich atau sebelumnya dikenal juga dengan nama Royal Greenwich Observatory sendiri diresmikan pada 1675 oleh Raja Charles II bersamaan dengan dibentuknya jabatan Astronomer Royal (saat itu dijabat oleh John Flamsteed) sebagai direktur observatorium.



Pada kedua kutub (utara dan selatan) pergantiang siang dan malam sangatlah lama, maksimal 6 bulan siang dan 6 bulan malam, bahkan terkadang waktu siangnya juga bisa lebih lama. Hal ini membuat tidak stabilnya waktu untuk melakukan sholat ataupun memperkirakan bulan baru bagi mereka yang tinggal atau melakukan perjalanan didaerah kutub.


Kita ambil contoh kota Oslo yang terletak pada 110 garis bujur dan 600 lintang utara dimana matahari tampak terbit dan terbenam pada jam yang selalu berbeda sepanjang tahun. Waktu untuk menunaikan ibadah subuh adalah sekitar pukul 01.20 malam sebab khususnya pada tanggal 20 Juni fajar telah terbit diufuk timur, sedangkan maghrib baru dilakukan pada jam 21.27 dikarenakan matahari baru tampak tenggelam dibaratnya.


Berbeda pada tanggal 20 Desember dimana fajar baru terbit sekitar pukul 07.45 (sholat subuhpun praktis baru dilakukan jam tersebut) dan maghrib sudah terjadi sekitar jam 14.55 mengingat matahari telah terbenam diufuk barat. Dengan demikian maka kita perlu untuk memahami ulang nash-nash keagamaan yang selama ini telah dibenamkan kepada kita mengenai acuan pembuatan penanggalan dan waktu.


Firman Allah :


Dan matahari beredar di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilahnya.(QS Yaasin (36) :38-39)


Dia-lah yang menjadikan matahari terang dan bulan bercahaya dan Dia menentukan manzilahnya agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan. (QS Yuunus (10) : 5)


Dari kedua ayat diatas maka secara jujur kita bisa menganalisa bila Allah sudah membuat garis orbit untuk proses peredaran matahari dan bulan yang bisa dijadikan acuan untuk perhitungan bulan dan waktu.


Sehingga sebenarnya tidak tepat apabila penentuan bulan dan waktu (termasuk kapan harus sholat, berpuasa dan berhari raya) hanya berdasar waktu terbit dan terbenam matahari dari daerah kediaman manusia secara lokal. Sudah sewajarnya kita menggunakan rotasi bumi serta orbit bulan dan matahari selaku acuan untuk mendapatkan waktu standar yang berlaku menyeluruh.


Sebelum ini kita sudah membahas mengenai pembagian wilayah dunia berdasar GMT dimana kota Greenwich di kepulauan Greenland, Inggris menjadi pusat bujur geografis nol derajat. Pernahkah kita sebagai umat Islam terpikir untuk menjadikan kota Mekkah di Arab Saudi sebagai pusat bujur geografis sebagai dasar penetapan waktu standar ?


Mungkin ide ini sudah terlambat mengingat seluruh dunia sudah menyepakati standar waktu GMT dan melakukan perhitungan waktu lokalnya berdasarkan kota Greenwich tersebut. Akan tetapi penulis akan tetap mencoba melempar usul ini meski tingkat probabilitasnya sangatlah rendah. Sebelumnya penulis akan memperlihatkan dulu dalilnya didalam al-Qur’an.


Firman Allah :


Allah telah menjadikan Ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat bagi manusia, dan (demikian pula) bulan Haram (QS. Al-Ma’idah (5):97)


Dan ini adalah kitab yang telah Kami turunkan yang diberkahi; membenarkan kitab-kitab sebelumnya dan agar kamu memberi peringatn kepada Ummul Qura (ibu negeri) dan orang-orang yang di luar lingkungannya. (QS. Al-An’am (6):92)


Demikianlah kami wahyukan kepadamu Al-Qur’an dalam bahasa Arab, supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (ibu negeri) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya. (QS. Asy-Syuura (42) :7)


Jika kita memperhatikan posisi kota Mekkah pada peta dunia maka akan terlihat bila tempat tersebut menjadi titik pusat bagi daratan sekelilingnya. Secara geografis, kota Mekkah yang terletak di Saudi Arabia memiliki luas lebih kurang 870.000 mil meliputi empat perlima bagian semenanjung Arabia, diselah timur Laut Merah dan berbatasan dengan Yordan, Irak, Kuwait, Bahrain, Qatar, Emirat Arab, Oman dan Yaman.


Ket. gbr. Posisi Kota Mekkah diantara benua dan negara-negara dunia
Sumber : http://maps.google.com/



Firman Allah :


Inna awwala baytin wudhi’a li(l)nnaasi lalladzii bibakkata mubaarakan wahudan lil’aalamiin(a) – Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk manusia, ialah Baitullah di Bakkah yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (QS Ali Imran (3) :96)


Dalam surah Ali Imran ayat 96 diatas, kota Mekkah dinyatakan sebagai kota dimana rumah tertua (bangunan pertama) didirikan. Selain itu, istilah Ka’bahpun seperti yang disampaikan oleh Nazwar Syamsu dalam bukunya “Makkah dan Ibadah Haji” berartikan “kutub putaran bumi” sebagaimana kata Ka’bu atau Ka’bayni yang memiliki pengertian “mata kaki” manusia dengan mana kita dapat berjalan dengan normal (Baca: Nazwar Syamsu, Tauhid & Logika: Makkah dan Ibadah Haji, Penerbit Ghalia Indonesia, 1983, hal. 48.)


Pemahaman demikian berangkat dari teori Nazwar Syamsu yang menyebutkan bahwa pada masa awal penciptaan dunia dimasa lalu, kota Mekkah merupakan kutub utara bumi yang posisinya berubah drastis setelah terjadinya banjir Nabi Nuh. Perubahan posisi ini sendiri dikaitkan beliau dengan perpindahan kutub-kutub bumi yang disebabkan oleh perubahan arah putaran disumbunya sehingga mengakibatkan kota Mekkah menjadi kota yang panas dan tandus.


Padahal dimasa lalu menurut Nazwar Syamsu, kota Mekkah adalah kota yang subur dan teduh penuh mata air sebagaimana kota tersebut menjadi tempat dimana Adam pernah hidup. Pernyataan Nazwar Syamsu ini mengingatkan kita pada salah satu hadis Rasulullah Saw : “


Tidaklah akan datang hari kiamat sehingga tanah Arab kembali menjadi tanah yang berumput dan banyak air.” (HR. Muslim).


Dari sabda Nabi ini, kita bisa mempelajari bahwa jauh sebelum datangnya ketandusan melanda tanah Arabia, tempat tersebut pernah menjadi satu kawasan yang sangat subur (lihat bahwa hadis ini menggunakan istilah “Kembali menjadi tanah yang berumput”).


Kenyataan yang tidak bisa dibantah apabila sebelumnya Saudi Arabia adalah daerah yang paling panas dimuka bumi sehingga pernah tercatat mencapai temperatur 50 derajat selsius dan pada musim dingin mencapai 0 derajat selsius dengan kesejukan yang membekukan tetapi kering tanpa air. Seiring gerak pembangunan yang ada, maka saat ini Arabia sudah jauh lebih baik. Daerah luas yang terdiri dari padang pasir dan gunung-gunung batu ini sekarang dibanyak tempatnya telah dihijaukan untuk pertanian melalui irigasi dari sumber-sumber air sejauh ribuan kilometer.


Didaerah al-Ahsah dan Qatif telah dibuat waduk besar dengan saluran-saluran irigasinya, dan terkenal juga waduk Jizan Wadi yang berupa danau buatan berkapasitas 51.000.000 meterkubik air yang disalurkan kedaerah sekitarnya dalam setahun. Berbagai usaha dan cara telah diupayakan pihak pemerintah Saudi Arabia untuk menghijaukan dan menyuburkan kehidupan dibeberapa tempat yang dahulunya padang tandus, ditambah dengan pembangunan jalan-jalan raya lebar dan modern yang menghubungkan beberapa tempat, juga dibarengi dengan pembangunan kota-kota baru sebagai ganti dan perluasan kota-kota yang lama, begitupun pelabuhan-pelabuhan dan lapangan-lapangan terbang yang berkapasitas Internasional.


Kembali pada teori Nazwar Syamsu tentang posisi Mekkah yang dahulunya dikatakannya sebagai kutub utara bumi tetap saja menjadi teori yang menarik untuk kita pelajari. Sebenarnya perubahan posisi bumi sudah terjadi sejak lama. Barangkali tidak seorang pun pernah membayangkan, bumi mulai miring sekitar 530 juta tahun lalu.


Bahkan pada 15 juta tahun berikutnya, poros bumi bergeser lebih dari 90o. Akibat dari pergeseran ini, kawasan kutub pernah pindah ke khatulistiwa. Hugh Auchincloss Brown, penulis Cataclysms of the Earth (1967) berpendapat bila fenomena ini terjadi kemungkinan karena adanya perubahan geologi global di masa lampau.


Albert Einstein juga sempat menulis prakata untuk buku “Earth’s Shifting Crust”, karya Prof. Charles H. Hapgood, tentang perubahan kutub yang terjadi 6000 tahun silam. Di dalamnya dipaparkan data empiris tiap titik permukaan bumi akibat perubahan mendadak iklim bumi. Menurut Prof. Charles H. Hapgood, “Kerak bumi yang relatif tipis (+ 32 – 64 km) tersusun atas materi yang keras, tapi tidak cukup kuat karena retak di banyak tempat.


Tepat di bawahnya ada lapisan yang sangat panas sehingga batuan di sana tidak sempat mengkristal. Kondisi yang lembek dan plastis itu, yang berfungsi mirip pelumas, menyebabkan kerak bumi mudah bergerak akibat tekanan meski ringan sekalipun, apalagi oleh tekanan mendadak, seperti gempa bumi atau desakan horisontal yang lama.” Selama perubahan kutub, miliaran ton air dan es dari kutub Selatan akan bergerak cepat ke utara menuju ekuator. Di kutub Utara pun demikian hanya arahnya berlawanan, berpacu ke selatan ke ekuator.


Massa es itu meluncur dengan kecepatan + 2.500 km/jam, dengan kata lain massa es di Antartika akan mencapai wilayah subtropika hanya dalam 3-4 jam! Sebagai akibatnya, muncullah gelombang setinggi ribuan meter menyapu daratan, banyak gunung berapi meletus dan badai raksasa serta gempa terjadi diberbagai tempat.


Permukaan laut akan naik cepat, garis pantai tiap benua pun berubah. Ketinggian air menyapu kota-kota dan dataran berpantai. Hasilnya adalah terjadinya perubahan garis lintang dunia. Jarak tiap tempat terhadap ekuator berubah. Meski tidak semua tempat berpindah sejauh jarak yang sama, maka ada yang makin dekat, tapi ada yang makin jauh. Seiring dengan perpindahan itu, muncul perubahan iklim, mulai dari yang drastis, sedang, hingga yang tetap. Peristiwa hebat yang mendadak itulah yang diduga melenyapkan peradaban kuno, termasuk mammot di zaman prasejarah.


Yves Naud berdasarkan penelitiannya yang panjang menulis dalam bukunya berjudul “Peninggalan Masa Lampau yang misterius dan UFO”, bahwa teknologi yang pernah dicapai oleh nenek moyang manusia jaman dahulu melebihi apa yang sudah dicapai oleh manusia modern sekarang ini. Hal ini dibuktikannya dengan keberadaan Peta Piri Reis yang merupakan suatu peta dengan rancangan ilmu geografis sangat akurat Konon pada awal abad ke delapan belas, di istana Topkapi Turki, ditemukan peta-peta kuno.


Peta itu adalah milik seorang perwira tinggi Angkatan Laut Turki Laksamana Piri Reis. Dua buah atlas yang disimpan di perpustakaan negara di Berlin yang memuat gambar yang tepat dari laut Tengah dan daerah sekitar laut Mati, juga berasal dari Laksamana Piri Reis ini. Semua peta ini telah diserahkan kepada Arlington H. Mallerey seorang Kartograf Amerika untuk diteliti. Mallerey memperkuat fakta yang luar biasa bahwa semua data geografi terdapat pada peta-peta itu, tetapi tidak digambar pada tempat yang semestinya.


Ia minta bantuan dari Walters seorang kartograf dari Biro Hidrografi Angkatan Laut Amerika Serikat. Mallerey dan Walters bersama-sama menyusun suatu skala dan mentransformasikan peta itu menjadi bola dunia. Mereka membuat penemuan yang menggemparkan. Petanya memang cermat, bukan hanya mengenai Laut Tengah dan Laut Mati saja melainkan pantai-pantai Amerika Utara dan Selatan bahkan garis-garis tinggi Permukaan Samudra Antartika pun dilukiskan dengan persis sekali pada peta Piri Reis itu.


Peta itu bukan hanya memproduksikan garis besarnya benua-benua melainkan juga topografi dari daerah-daerah pedalaman. Pegunungan, puncak gunung, pulau, sungai dan dataran tinggi; semuanya digambarkan dengan ketepatan yang luar biasa. Untuk lebih jauh membaca tentang peta piri rais ini, silahkan anda membacanya disini : http://www.diegocuoghi.it/Piri_Reis/PiriReis_eng.htm


Dalam tahun 1957, peta-peta itu diserahkan kepada Jesnit Lineham, yang menjabat direktur dari Weston Observatory merangkap juru potret pada Angkatan Laut Amerika Serikat. Setelah memeriksanya dengan cermat, Lineham pun hanya dapat memperkuat ketepatannya yang fantastis itu bahkan sampai mengenai daerah daerah yang di masa sekarang jarang sekali dipelajari.


Yang paling menonjol ialah bahwa pegunungan di Antartika yang baru ditemukan pada tahun 1952, dalam peta Reis telah terdapat. Pegunungan itu telah tertutup oleh es beratus-ratus tahun lamanya. Peta kita sekarang dibuat berdasarkan hasil pemetaan dengan menggunakan alat-alat gema suara. Penyelidikan terakhir yang dilakukan oleh Profesor Charles. H. Hapgood dan ahli matematika Richard W. Strachan telah memberikan informasi yang lebih mengherankan lagi.


Setelah diadakan perbandingan dengan hasil pemotretan bulatan dunia kita yang di lakukan secara modern dari satelit, perbandingan itu menunjukkan bahwa peta aslinya dari Piri Reis itu pasti telah dibuat berdasarkan hasil pemotretan dari udara dengan ketinggian yang jauh sekali. Bagaimana kita bisa menjelaskan hal demikian secara rasional dimana nenek moyang kita yang konon adalah manusia-manusia batu serta hidup secara nomaden telah mampu membuat peta seakurat ini ? Ternyata Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya tatkala Dia mengatakan dalam wahyu-Nya kepada Nabi Muhammad :


Dan orang-orang yang hidup sebelum mereka ini telah pernah mendustakan Kami, padahal mereka yang sekarang ini belum sampai sepersepuluh dari yang pernah Kami berikan kepada (nenek moyang) mereka pada masa lalu. (QS Saba’ (34) : 45)


Dikaitkannya antara rumah pertama (awwala baytin wudhi’a linnaasi) yang disebut dengan istilah Ka’bah dengan posisi kota Mekkah sebagai Ummul Qura (mother of cities, ibu semua kota) serta kewajiban kita berkiblat kepadanya didalam al-Qur’an pasti mengandung pengetahuan lain yang dituntut oleh Allah kepada manusia dalam penyingkapannya.


Dimanapun kamu berada, maka palingkanlah wajahmu ke Masjidil Haram. Sesungguhnya ketentuan itu adalah sesuatu yang benar dari Tuhanmu. (QS Al-Baqarah (2) :149)


Pengertian umum dari istilah “al-Ka’bayni” selaku dua mata kaki (lihat surah al-Maidah ayat 6) merupakan analogi keseimbangan dasar dari suatu bangunan tubuh manusia sehingga dia bisa berjalan dengan benar. Begitupula kiranya maksud dari istilah “al-Ka’bati” pada surah al-Maidah ayat 95 atau istilah “al-Ka’bata” pada surah yang sama ayat 97 yang menyebutnya selaku pusat kegiatan manusia. Tentunya mengandung maksud akan terwujudnya sentralisasi aktivitas dengan berkiblat kepadanya termasuk dalam hal pengaturan waktu serta penanggalan.


Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah wajahmu ke arahnya. (QS. AL-Baqarah (2) :144)


Kami menjadikan rumah itu tempat berkumpul bagi manusia. (QS. AL-Baqarah (2) :125)


Dan bagi tiap-tiap ummat ada kiblatnya dimana ia menghadap kepadanya.
(QS AL-Baqarah (2) :148)



Akan halnya kita sekarang hanya menjadikan Ka’bah serta kota Mekkah sebagai tempat berkiblat didalam sholat dan menunaikan ibadah haji adalah sesuatu yang tidak perlu disalahkan. Tetapi mungkin sudah waktunya untuk mempertimbangkan pula lokasi tersebut sebagai pusat pengkiblatan seluruh aktivitas dan peraturan yang berkaitan dengan setiap langkah kegiatan umat Islam dunia.


Karena hanya dengan menjadikan kota Mekkah, khususnya Ka’bah selaku masjidil haram yang menjadi pusat pengaturan sistem aktivitas maka keridhoan seluruh umat Islam terhadap persatuan harusnya dapat terwujud. Kita tidak perlu lagi menjadikan kota Greenwich di kepulauan Greenland, Inggris menjadi pusat bujur geografis nol derajat yang olehnya kita menstandarisasi waktu.


Kita juga tidak perlu lagi meributkan kapan harus berpuasa, berlebaran atau berhaji hanya karena perbedaan dalam penglihatan hilal disetiap negara. Di Mekkah kita sudah harus menerapkan sistem fukyat bil ‘ilmi secara totalitas yang dapat menjadi acuan kalendarisasi hijriyah umat Islam seluruh dunia. Sehingga bila secara astronomi modern hilal sudah masuk atau terwujud dikota Mekkah maka artinya ditempat lain diseluruh duniapun harusnya memulai penanggalan baru pada saat yang sama.


Akan tetapi sayangnya karena sampai saat tulisan ini dibuat masih belum adanya standarisasi yang dicapai oleh umat Islam mengenai hal tersebut, bahkan dikala orang-orang barat sudah menjejakkan kakinya kebulan kita masih sebatas meributkan penghitungan peredaran bulan, kiranya tidak juga bisa ditolak untuk mempergunakan standarisasi yang berlaku secara Internasional untuk menentukan kalendarisasi hijriyah secara astronomi modern sebagaimana telah dilakukan oleh Badan Ruang angkasa Amerika (NASA).


Silahkan merujuk kembali tulisan tentang wajibnya menggunakan Hisab dalam penentuan kalendarisasi Islam di http://arsiparmansyah.wordpress.com/2010/07/28/1196/