Sunday, March 31, 2013

Menurut Injil Yesus tidak pernah rela untuk disalib

Menurut Injil Yesus tidak pernah rela untuk disalib

| Apa benar Yesus menginginkan dia disalib???
| Atau malah sebenernya Yesus gak mau dan takut disalib???
| Apa Yesus menyerahkan diri dengan sukarela kpd team eksekusi dan menawarkan dirinya dgn sukarela untuk disalib???
| Jika benar Yesus disalib utk menebus dosa manusia adalah bagian dari misinya dia ke dunia maka Judas Iskariot bukanlah pengkhianat.

Saya akan coba buktikan secara Alkitabiah bahwa Yesus tidak mau di salib dan tidak rela di salib! *Lap Kringet*

Bisa dilihat di Matius 26: 1-4 bahwa Lihatlah,bagaimana manusia sedang bersekongkol merencanakan untuk membunuh “tuhan “ Yaitu Yesus. Perlu di garis bawahi bahwa manusia bersekongkol untuk membunuh "tuhan"!!! *Lap Kringet*

Bersekongkolnya manusia bisa juga di lihat di ayat ke 14 sampai 16. *Lap Kringet*

Jika di lihat dari ayat2 tersebut dapat di simpulkan bukanlah rencana Yesus untuk di salib tetapi rencana orang lain. Matius 26:38 lalu kata-Nya kpd mereka: “Hati-Ku sgt sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah dengan Aku.”

| Lihatlah ,Yesus sedih knp dia sedih?
| Bukankan Yesus di utus untuk di salib????

artinya Jelas bahwa Yesus tidak rela untuk di salib!!!

Matius 26:39 ...Ya Bapa-Ku, JIKALAU SEKIRANYA MUNGKIN, BIARLAH CAWAN INI LALU DARI PADA-KU ...."

Lihat ayat ke 39 tersebut, Yesus pun masih mencoba berdoa dan menawar kpd Allah untuk tidak mengalami penyaliban!!! *catet*

Bahkan di ayat ke 42 nya kembali Yesus memohon dan berdoa untuk tidak di salibkan!!!!

| Pertanyaannya, jika Yesus memang sukarela mau di salib kenapa dia berdoa supaya tdk di salib kpd Allah???
| Yesus di tangkap atau menyerahkan diri??????

Kalau Yesus di tangkap artinya yesus tidak mau di salib, tapi kalau menyerahkan diri artinya Yesus rela di salib!!! *catet*

Jelas TERTULIS di Matius 26:50 bahwa Yesus TERTANGKAP pasukan YAHUDI!!!!

Matius 26:50 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Hai teman, utk itukah engkau datang?” Maka majulah mereka memegang Yesus & MENANGKAP-Nya. Terungkap lagi fakta ternyata Yesus DITANGKAP bukan menyerahkan diri sukarela untuk di salib!!!!!

Jika Yesus memang datang kedunia untuk di salib lalu kenapa dia di TANGKAP! Bukan menyerahkan diri??? *Lap Kringet*

Matius 27:46 "... “Eli, Eli, lama sabakhtani?” Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?."

Kalau Yesus datang kedunia untuk disalib, kenapa dia harus teriak teriak ketakutan di tinggal oleh Allah??? Harusnya dia rela saja kan?

Hal tsb sangat terjelas menunjukkan bahwa Yesus tidak mau di salib, dan Yesus di salib bukan untuk menebus dosa manusia. Jika Yesus ke dunia misinya disalib utk menebus dosa manusia, knp gak dilakukan secara sukarela menyuruh murid2nya menyalibkan yesus???

Yesus tinggal minta murid2nya atau pengikutnya utk menyalibkan Yesus, tanpa harus ada yg berkhianat! Toh hari ke 3 dia bangkit kan????

Gak perlu ada pengadilan, gak perlu ada ketakutan dan gak perlu berjaga, tinggal laksanakan nubuatnya! Misi selesai tanpa repotkan???

| Kesimpulan:

>> Yesus tidak pernah mau disalib
>> Jika di salib adl misi Yesus maka harusnya Yesus tinggal minta disalib kan oleh para murid2nya dan dilakukan dgn sukarela
>> Berdasarkan fakta2 Alkitabiah diatas maka BOHONG besarlah Yesus rela dan mau di salib!!!!

Sekian dan Terima Kasih

Muhammad Dalam Pandangan Orientalis

Penukilan tentang gambaran Islam yang muram di dalam buku-buku Barat tidak berarti tidak ada orang-orang Barat yang netral. Sebagian dari mereka mengenal Rasulullah Muhammad SAW dan mereka mengenal Islam kemudian bersikap netral di dalam buku-buku mereka :

Ex :

| Seorang orientalis Kanada, Dr. Zuwaimer di dalam bukunya “Timur dan Tradisinya” mengatakan, “Tidak diragukan lagi bahwa Muhammad adalah termasuk pemimpin agama terbesar. Bisa juga dikatakan bahwa dia adalah seorang reformis, mumpuni, fasih, pemberani dan pemikir yang agung. Tidak boleh kita menyebutnya dengan apa yang bertentangan dengan sifat-sifat ini. Al-Qur’an yang datang besama Muhmmad dan sejarahnya menjadi saksi atas kebenaran klaim ini.”

| Seorang Orientalis Jerman Bretly Hiler di dalam bukunya “Orang-Orang Timur dan Keyakinan-keyakinan Mereka” mengatakan, “Muhammad adalah seorang kepala negara dan punya perhatian besar pada kehidupan rakyat dan kebebasannya. Dia menghukum orang-orang yang melakukan pidana sesuai dengan kondisi zamannya dan sesuai dengan situasi kelompok-kelompok buas di mana Nabi hidup di antara mereka. Nabi ini adalah seorang penyeru kepada agama Tuhan Yang Esa. Di dalam dakwahnya, dia menggunakan cara yang lembut dan santun meskipun dengan musuh-musuhnya. Pada kepribadiaannya ada dua sifat yang paling utama dimiliki oleh jiwa manusia. Keduanya adalah “keadilan dan kasih sayang”.

| Bernardesho seorang pemikir Inggris di dalam bukunya “Muhammad” mengatakan, “Dunia ini sangat membutuhkan pemikiran Muhammad. Nabi inilah yang meletakan agamanya senantiasa dalam posisi terhormat dan tinggi, agama yang paling kuat di dalam mencerna seluruh peradaban dan kekal sepanjang masa. Saya melihat banyak dari anak keturunan bangsaku yang masuk agama ini dengan bukti nyata. Agama ini akan mendapatkan kesempatan yang luas di benua ini – maksudnya adalah Eropa. Bahwa para tokoh agama pada abad pertengahan, akibat dari kebodohan dan fanatisme, telah menggambarkan agama Muhammad dengan gambaran yang gelap. Mereka menyebut agama Muhammad sebagai musuh bagi Kristen. Namun setelah saya mengkaji tentang orang ini (Muhammad), saya menemukan kekaguman yang luar biasa. Saya sampai pada kesimpulan bahwa dia bukan musuh bagi Kristen. Namun sebaliknya harus disebut penyelamat manusia. Dalam pandangan saya, sekiranya dia memegang kendali dunia pada hari ini pastilah dia bisa menyelesaiakan masalah kita yang dapat menjamin perdamaian dan kebahagiaan yang menjadi harapan manusia.

| Professor bahasa Aramaic, Snersten Elasogi di dalam bukunya “Sejarah Hidup Muhammad” mengatakan, “Sungguh kita tidak netral pada Muhammad kalau kota mengingkari apa yang ada pada dirinya, berupa sifat-sifat yang agung dan keistimewaan-keistimewaannya. Muhammad telah terjun di dalam perang kehidupan yang benar menghadapi kebodohan dan kesemrawutan, tetap teguh pada prinsipnya. Dia terus memerangi tindakan yang melampaui batas sampai berakhir pada kemenangan yang nyata. Sehingga syariatnya menjadi syariat yang paling sempurna, dia di atas para tokoh agung sejarah.”

| Seorang orientalis Amerika Sneks di dalam bukunya “Agama Arab” mengatakan, “Muhammad muncul 570 tahun setelah Isa. Tugasnya adalah untuk meningkatkan akal manusia dengan memberinya dasar-dasar utama dan akhlak yang mulia, mengembalikan kepada keyakinan Tuhan yang Esa dan kehiduan setelah kematian.”

| Michel Hart di dalam bukunya “Seratus Tokoh dalam Sejarah” mengatakan, “Pilihan saya Muhammad menjadi orang pertama yang terpenting dan teragung sebagai tokoh sejarah telah mengagetkan para pembaca. Namun dia (Muhammad) adalah satu-satunya tokoh dalam semua sejarah yang sukses dengan kesuksesan sangat tinggi pada tingkat Agama dan Dunia. Ada banyak rasul, nabi dan para pemimpin yang memulai dengan misi-misi agung. Namun mereka meninggal tanpa penyempurnaan misi-misi tersebut, seperti Isa di Kristen, atau yang lain telah mendahului mereka, seperti Musa di Yahudi. Namun Muhammad adalah satu-satunya (Rasul) yang menyempurnakan misi agamanya, menetapkan hukum-hukumnya dan diimani oleh bangsa-bangsa selama hidupnya. Karena dia mendirikan negara baru di sisi agama. Sedang di bidang dunia dia juga menyatukan kabilah-kabilah di dalam bangsa, menyatukan bangsa-bangsa di dalam umat, meletakan buat mereka semua asas kehidupannya, menggariskan masalah-masalah dunianya, meletakannya pada titik tolak menuju dunia. Dan juga di dalam hidupnya, dia adalah (Rasul) yang memulai risalah agama serta dunia dan menyempurnakannya.

| Seorang sastrawan dunia, Lev Tolstewi, yang karya sastranya dianggap sebagai sastra yang paling bernilai tercatat dalam peninggalan kemanusiaan. Dia mengatakan, “Cukuplah Muhammad sebagai kebanggaan karena dia telah membebaskan umat hina yang haus darah dari cakar-cakar setan tradisi yang tercela. Membuka di depan muka mereka jalan yang tinggi dan maju. Bahwa syariat Muhammad akan menguasai dunia karena kesesuaiannya dengan akal dan kebijaksanaan.

| Dr. Shaberk asal Austria mengatakan, “Sesungguhnya manusia pasti bangga memiliki afiliasi dengan tokoh seperti Muhammad. Dia itu meski dengan keumiannya (tidak bisa baca dan tulis) beberapa belas abad yang lalu mampu membuat undang-undang. Kita orang Eropa akan menjadi sangat bahagia apabila bisa sampai ke puncaknya.”

| Seorang Filsuf Inggris yang penah mendapatkan hadiah Nobel, Tomas Karlil di dalam bukunya “Para Pahlawan” mengatakan, “Sungguh menjadi sangat aib bagi siapapun yang berbicara pada masa ini mengeluarkan ungkapan bahwa agama Islam adalah kedustaan dan bahwa Muhammad adalah penipu. Kita harus memerangi penyebaran kata-kata yang absurd dan memalukan ini. Sesungguhnya risalah yang ditunaikan utusan (Rasul) tersebut masih menjadi pelita yang bercahaya selama 12 abad lamanya. Apakah ada di antara kalian yang mengira bahwa risalah ini yang menjadi pegangan hidup dan matinya jutaan orang yang tak terhidung jumlahnya adalah kedustaan dan penipuan.”

| Sedang seorang Sastrawan Jerman Gotah mengatakan, “Sesungguhnya kita warga Eropa dengan seluruh pemahaman kita, belum sampai kepada apa yang telah dicapai Muhammad. Dan tidak akan ada yang melebihi dirinya. Saya telah mengkaji dalam sejarah tentang keteladanan yang tinggi untuk umat manusia ini. Dan saya temukan itu pada Nabi Muhammad. Demikianlah seharusnya kebenaran itu menang dan tinggi, sebagaimana Muhammad telah sukses menundukan dunia dengan kalimat tauhid.”

Silahkan berpikir karena kelebihan manusia dari binatang yaitu kita memiliki akal, kecuali kalau ada segolongan umat yang mempercayai derajatnya sama dengan binatang..

Pengkhotbah 3:19 Karena NASIB MANUSIA ADALAH SAMA DENGAN NASIB BINATANG, nasib yang sama menimpa mereka; sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain. Kedua-duanya mempunyai nafas yang sama, DAN MANUSIA TIDAK MEMPUNYAI KELEBIHAN ATAS BINATANG, karena segala sesuatu adalah sia-sia.

Sains Membantah Kalau Nabi Muhammad SAW Seorang Pedofilia


Jika boleh meminjam perkataan William Montgomerry Watt bahwa, “Tiada tokoh besar dalam sejarah yang paling banyak difitnah selain Nabi Muhammad (Saw)”. Ia benar dan saya pribadi setuju dengan kata-katanya, memang tokoh sentral umat Islam inilah tokoh dunia yang paling banyak menuai fitnah dan kritik dibanding tokoh lain. Sederet fitnah yang di lemparkan kepada beliau (saw) merupakan deskripsi jelas betapa berpengaruhnya pribadi nabi besar Muhammad saw dihati dan sanubari mereka.Dan Insya Allah dari semua fitnahan tersebut akan saya bahas dan tulis di blog ini, namun kali ini saya akan mengangkat sebuah fitnah yang sangat keji, yakni Nabi Muhammad seorang pedofilia. Yang In syaa Allah artikel singkat ini dapat mencurahkan sedikit cahaya kebenaran kepada mereka yang tidak mengerti dan belum mengetahui…Amiin Allahuma Amiiin.Mari kita baca definisi dan gejala Pedofilia:

Di ambil dari http://www.polfed.org/magazine/08_2001/80_2001_paedophile.htm

“Low self esteem. Many pedophiles, although by no means all, do not have a great sense of capacity for adopting a sexual demeanor towards adults or those of their own age or older. They feel unhappy and fearful at the prospect of sexual behaviour with adults and hence turn to children due to the fact that they are unable to have the strength of personality to seek adults for sexual demeanor. When considering treatment therefore it is important to establish and develop a higher sense of self-esteem in such individuals.”
Artinya:

Rendah diri. Pada umumnya penderita pedofilia, meskipun tidak semuanya, tidak mempunyai keinginan untuk melakukan hubungan seksual dengan orang dewasa atau yang seusia dengan dia atau lebih tua. Mereka merasa tidak bahagia dan takut akan prospek hubungan seksual dengan orang dewasa, oleh karena itu mereka mengarahkannya kepada anak-anak. Di karenakan mereka tidak mempunyai kepribadian yang kuat untuk melakukannya dengan orang dewasa. Maka diperlukan terapi yang dapat membantu mereka untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

Hal diatas sama sekali tidak bisa dihubungkan dengan nabi Muhammad, beliau sama sekali bukan seorang yang rendah diri (minder). Semasa hidupnya beliau mempunyai ribuan pengikut, mustahil seorang yang minder dapat melakukan seperti yang beliau telah lakukan 14 abad lalu.Hal kedua, nabi Muhammad saw tidak mempunyai rasa takut untuk melakukan hubungan sexual dengan wanita dewasa, contohnya ialah dengan Siti Khadidjah ra, istri pertama beliau yang usianya 15 tahun lebih tua.

Biografi dari Safiur-Rahman al-Mubarakpuri:

Khadijah Bint Khuwailid:Pada saat di Mekkah — sebelum peristiwa Hijrah — rumah tangga nabi terdiri dari beliau (saw) dan istrinya Khadidja binti Khuwailid. Beliau berusia 25 tahun dan Khadidjah (ra) berusia 40 tahun disaat mereka menikah. Ia wanita pertama yang beliau nikahi. Ia satu-satunya istri yang beliau miliki hingga siti Khadidjah (ra) wafat. Beliau memiliki beberapa orang putra dan putrid dari hasil perkawinannya dengan Siti Khadidjah (ra). Namun tidak satupun putranya yang hidup hingga dewasa. Semuanya wafat. Putri-putrinya adalah Zainab (ra), Ruqaiya (ra), Ummu Kulthum (ra). dan Fatimah (ra).

Lebih lanjut mengenai pidofilia: 
“Lack of impulse control. Many pedophiles find it extremely difficult to deal with the impulsive nature which inclines them towards sexual behaviour to children. They simply cannot control their need for engaging children in sexual practices. They might be said to suffer from an obsessive-compulsive condition. Here again treatment would involve developing better impulse control and of course redirecting the sexual inclinations.”
Artinya:

“Rendah penguasaan diri. Penderita pedofilia sangat sulit menguasai diri mereka dan mendorong mereka untuk melakukan hubungan sexual terhadap anak-anak. Mereka sama sekali tidak dapat mengendalikan kebutuhan mereka untuk melakukan hubungan sexual dengan anak-anak. Mereka bisa dikatakan menderita suatu kondisi yang disebut obsesi menuruti dorongan kata hati. Sebuah terapi yang baik mungkin akan mengembangkan penguasaan pengendalian diri mereka lebih baik dan tentu mengalihkan kecendrungan sexual mereka.

Jelas sekali deskripsi diatas sama sekali tidak cocok dengan Nabi Muhammad, nabi Muhammad saw orang yang paling tangguh dalam menguasai dirinya dan hawa nafsunya. Dan istri beliau Siti Aisyah (ra) memberikan kesaksian tentang hal ini:

Sahih Al-Bukhari Volume 1, Kitab 6,r 299:

Diriwayatkan ‘Abdur-Rahman bin Al-Aswad:…”Aisyah pernah berkata :”Setiap kali Rasulullah SAW ingin membelaiku (to fondle) selama masa-masa haid, Nabi SAW menyuruhku mengenakan izar (pembalut wanita) yang dikenakan dibawah pinggang…dst Aisyah menambahkan,”Tidak ada satupun dari kalian yang dapat mengendalikan nafsu seksualnya seperti Nabi.”

Jika beliau adalah seorang pedofilia maka ia sudah pasti akan menggauli Aisyah tepat saat ia berusia 6 tahun (usia Aisyah menikah) dan sudah barang tentu beliau akan menikahi sejumlah gadis lain yang seusia Aisyah atau dibawahnya dan menggauli mereka, namun beliau tidak pernah melakukannya.Ciri dan gejala lain seorang pedofilia ialah kesepian, lagi-lagi hal ini tidak ada pada diri nabi Muhammad saw, beliau selalu dikelilingi istri-istrinya dan para sahabatnya, bahkan mungkin beliau tidak memiliki privasi. Dan gejala lain ialah, seorang pedofilia adalah yang mempunyai pengalaman mendapat pelecehan seksual semasa kecil atau dalam hidupnya. Dan hal ini lagi-lagi tidak pernah ada pada diri nabi Muhammad saw.

Senjata AS Yang Mempunyai Kode Pesan Rahasia Ayat Injil Perjanjian Baru

Inilah Foto-Foto Perang Senjata pistol pemandangan amerika Serikat (AS) Yang Mempunyai Pesan Kode Rahasia Injil Perjanjian Baru atau Alkitab Tentang Yesus KRISTUS KESAWAN dipergunakan Yang Perang di Irak dan Afghanistan.


Pada bulan Agustus 2005 Trijicon dianugerahi satu dolar $ 660.000.000, multi-tahun kontrak untuk menyediakan hingga 800.000 dari perusahaan Advanced Combat Optical Gunsight (ACOG) untuk Korps Marinir AS. Menurut Trijicon, ACOG


adalah "dirancang untuk berfungsi dalam cahaya terang, cahaya rendah atau tidak ada kondisi cahaya," dan "ideal untuk memerangi karena tingkat tinggi diskriminasi, bahkan di antara beberapa target bergerak." Pada akhir nomor model lingkup, Anda dapat membaca "JN8: 12", yang merupakan referensi untuk buku Perjanjian Baru Yohanes, Bab 8, Ayat 12, yang berbunyi: "Yesus Maka berkatalah lagi kepada mereka, katanya:" Aku Akulah terang dunia:. dia yang followeth saya tidak akan berjalan dalam kegelapan, tetapi mempunyai terang hidup " (King James Version) (ABC News)

 

Trijicon lingkup Reflex, yang menurut perusahaan, adalah "gunsight, tercepat paling user-friendly di lapangan." Menurut Trijicon, "AS Komando Operasi Khusus telah menunjuk Reflex Trijicon sebagai bagian penting dari ... Aksesori Kit menerjunkan oleh semua Pasukan Operasi Khusus lingkup ini tertera dengan menandai." 2COR4: 6 ", referensi ke buku kedua . dari Korintus dalam Perjanjian Baru, Bab 4, Ayat 6 Ayat tersebut berbunyi: "Karena Allah, yang memerintahkan terang untuk bersinar keluar dari kegelapan, telah bersinar dalam hati kita, untuk memberikan terang pengetahuan kemuliaan Allah dalam wajah Yesus Kristus ". (King James Version) (ABC News)

 

ACOG adalah lingkup masalah pertama standar untuk Korps Marinir Amerika Serikat (USMC). Dalam foto ini, seorang sersan USMC memegang sebuah M-4 layanan senapan dilengkapi dengan ACOG selama latihan di Marine Corps Air Ground Combat Center di Twentynine Palms, California (defenseimagery.mil)

Sebuah melihat dari dekat ruang lingkup mengungkapkan tanda untuk "JN8:. 12" (Defenseimagery.mil) lingkup Trijicon digunakan oleh pasukan AS di Irak dan Afghanistan dan dalam pelatihan tentara Irak dan Afghanistan. Di sini, Irak Propinsi Pasukan Keamanan target penglihatan melalui ACOGs dipasang pada senapan M-16A4 di berbagai pelatihan di Pos Pengamatan Delta di Karmah, Irak, 8 Mei 2008. (Defenseimagery.mil)

 

Seorang sersan US Army memungkinkan seorang perwira polisi Irak untuk melihat melalui lingkup ACOG di-4 serangan senapan karabin M nya di pos di Hayy, Irak. (Defenseimagery.mil)

Sebuah Sumber melihat dari dekat lingkup mengungkapkan bahwa tercetak dengan "JN8: 12" referensi. (Defenseimagery.mil)

Seorang kapten US Army memberikan anak laki-laki Irak mengintip melalui ACOG on-4 serangan M nya karabin senapan di Desa Sudoor, Diyala, Irak pada bulan Desember 2009. (Defenseimagery.mil)

Trijicon dari Wixom, Michigan, menegaskan untuk ABCNews.com bahwa itu menambah kode alkitabiah untuk pemandangan dijual kepada militer AS. Perusahaan mengatakan praktek mulai di bawah pendiri perusahaan, Glyn Bindon, seorang Kristen yang saleh dari Afrika Selatan yang tewas dalam kecelakaan pesawat tahun 2003. visi perusahaan adalah dijelaskan pada situs web sebagai, "Dipandu oleh nilai-nilai kami, kami berusaha untuk memiliki produk kami digunakan dimanapun presisi diperlukan solusi yang bertujuan untuk melindungi kebebasan individu." (ABC News)

Saturday, March 2, 2013

Mengapa Minder Terhadap Barat?




Kebanyakan hujatan terhadap Islam belakangan ini terjadi akibat kebodohan, kesilauan,  dan rasa minder terhadap peradaban Barat.
(Eksposisi Tesis Islam-Barat Prof. Naquib al-Attas)

oleh DR. Adian Husaini,MA
Pada beberapa waktu yang lalu, saya bersama beberapa peneliti INSISTS menyampaikan presentasi dalam sejumlah workshop tentang pemikiran Islam dan Barat di Solo dan Yogya. Ada sejumlah fenomena dan cerita menarik yang perlu kita telaah. Ada berita, bahwa seorang dosen wanita di satu perguruan Islam, menjadi imam salat bagi suami dan anak-anaknya, karena ia lebih baik bacaan Qur’annya, dibandingkan suaminya. Ini adalah pengaruh dari paham gender equality. Ada dosen yang berbicara di depan kelas, bahwa kita perlu al-Quran baru. Menurut mereka, metode Hermeneutika sudah menjadi harga mati untuk diterapkan dalam penafsiran al-Quran, sehigga tidak perlu digugat lagi. Kucuran dana dari Amerika Serikat untuk proyek liberalisasi Islam sungguh luar biasa. Ada seorang hakim agama bercerita bahwa training-training tentang kesetaraan gender terus-menerus diadakan untuk mengubah pemikiran mereka. Selain dilakukan di hotel-hotel berbintang, peserta pun dibayar. Fenomena westernisasi dalam pemikiran dan studi Islam begitu kental dan menggejala serta ngetrend.

Disamping dampak serius dari penggunaan metode liberal dalam studi Islam, yang juga memprihatinkan adalah kualitas ilmiah dari penyebaran-penyebaran paham itu. Paham ini disebarkan dalam bentuk dogma, tidak diikuti sikap kritis yang memadai ketika mengadopsi teori-teori Barat. Sebaliknya, sikap kritis dan hujatan sering ditujukan kepada ilmuwan-ilmuwan besar Islam, seperti Imam Syafiial-Ghazali, dan sebagainya. Kebanyakan, sikap sinis dan hujatan terhadap ilmuwan-ilmuwan muslim, terjadi akibat kebodohan, ketidaktahuan, dan kesilauan terhadap kemajuan material yang dicapai peradaban Barat sekarang ini.

Untuk mengkrtisi pemasalahan ini  dalam Catatan Akhir Pekan kali ini, kita akan menampilkan dan menelaah, pandangan seorang cendekiawan Muslim Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib al-Attastentang Islam dan Barat tersebut dalam sebuah tesisnya. Naquib al-Attas saat ini merupakan satu diantara ilmuwan terbesar di dunia Islam yang pendapatnya tentang Barat menjadi kajian ilmiah di dunia internasional. Hal itu bisa dilihat dari karya-karya ilmiah dan perjalanan intelektualnya.

Prof. Naquib Al-Attas lahir di Bogor, Jawa Barat, tahun 1931, dan menjalani pendidikan dasar di Sukabumi dan Johor Baru. Lalu, menempuh pendidikan di The Royal Military Academy, Sandhurst, England, lalu ke University of Malaya, Singapura. Gelar master diraihnya di McGill University, Montreal, Canada, dan PhD di University of London, London, Inggris, dengan konsentrasi bidang ‘Islamic philosophy’, ‘theology’ dan ‘metaphysics’.

Menurut Prof. Naquib al-Attas, bukan hanya dari segi ajaran, Islam membongkar dasar-dasar kepercayaan agama Kristen, tetapi kemunculan Islam pada awal abad ke-7 M, juga memberikan tantangan hebat terhadap eksistensi politik, ekonomi, dan geografi Kristen. Fajar Islam kemudian mengubah peta sejarah, khususnya di kawasan Timur Tengah. Islam menggantikan posisi Kristen sebagai agama dominan saat itu. Secara panjang lebar hal ini dikatakan oleh al-Attas dalam bukunya “Risalah untuk Kaum Muslimin” sebagai berikut:

“Pada waktu fajar Islam mulai menyingsing maka agama Kristian itu sudahpun menguasai kawasan yang luasnya melingkungi Eropah Barat hingga ke Timur, termasuk Asia Barat dan Afrika Utara… akan tetapi impian agung dan idam-idaman yang tentu giat membujuk hasrat dan ghairah penganjur serta penganut-penganut agama Kristian Barat itu tiba-tiba getar gugur hancur akibat terbitnya Islam.

Islamlah agama yang mula-mula menda’wahkan peranannya sebagai agama yang bersifat menyeluruh bagi anutan segenap masyarakat insani; agama yang merupakan fitrah atau mengandung bawaan asal sifat insani; yang mula-mula menda’wa bagi membetul dan melengkapkan agama-agama lampau, khususnya agama Yahudi dan Kristian; yang mula-mula menggugat dan melaberak dasar-dasar akidah agama Kristian…

Kemudian gugatan serta laberakan batin terhadap agama Kristian itu disusuli segera dengan cabaran (tantangan.pen.) zahir yang merupakan perkobaran Islam, dalam masa sejarah yang sesingkat lebih kurang lima puluh tahun sahaja, laksana api yang merebak menjalar keluar dari tanah Arab ke Mesir; ke Afrika Utara (al-Maghrib); ke Spanyol; ke Iraq; ke Syria; ke Farsi; ke India dan China sehingga sampai juga ke Kepulauan Melayu-Indonesia ini! Dalam masa hampir dua ratus tahun sesudah Hijratu’l-Nabiy (shallallaahu ‘alaihi wa sallam), maka jajahan dan kawasan Islam itu luasnya lebih jauh besar dari jajahan dan kawasan agama dan imperaturia manapun dalam dunia, dan melingkungi kawasan-kawasan Eropah Barat dan Timur termasuk negeri Turki. Orang-orang Islamlah yang pertama mena’lukkan orang Barat; yang pertama memainkan peranan besar dalam menyanjung tinggi pelita ilmu pengetahuan ke Eropah dan dengan demikian menerangi suasana gelap gulita yang menyelubungi dunia Barat dewasa itu; yang pertama melangsungkan pembicaraan akliah menerusi ilmu kalam dengan para failasuf dan ahli teologi agama Kristian Barat…

Pukulan zahir batin yang maha hebat yang telah dikenakan oleh Islam kepada agama Kristian dan Kebudayaan Barat itu tentulah terasa oleh hati sanubarinya bagai sebatan cemeti yang terlalu amat pedih menggeleparkan, hingga lalu memaksa meragut keluar dari dalam kunhi jiwanya satu laungan mahadahshat yang ngilunya masih dirasai olehnya kini! “Shahadan, maka sesungguhnya tiada hairan bagi kita jikalau agama Kristen Barat dan orang Barat yang menjelmakan Kebudayaan Barat itu, dalam serang balasnya terhadap agama dan orang Islam,akan senantiasa menganggap Islam sebagai bandingnya, sebagai tandingnya, sebagai taranya dan seterunya yang tunggal dalam usaha mereka untuk mencapai kedaulatan duniawi.

Dan kita pun tahu bahawa tiadalah dapat Islam itu bertolak-ansur dalam menghadapi serangan Kebudayaan Barat, justru sehingga Kebudayaan Barat itu tentulah menganggap Islam sebagai seterunya yang mutlak; dan kesejahteraannya hanya akan dapat terjamin dengan kemenangannya dalam pertandingan mati-matian dengan Islam, sebab selagi Islam belum dapat ditewaskan olehnya maka akan terus ada tanding dan seteru yang tiada akan berganjak daripada mencabar dan menggugat kedaulatan serta faham dasar-dasar hidup yang dida’yahkan olehnya itu.”

Al-Attas mengimbau agar kaum Muslimin tidak alpa dan lena dalam mengemban tugasnya sebagai umat Islam. Umat Islam tidak seharusnya secara bulat-bulat menerima dan mengharapkan harapan yang sia-sia bantuan dan kerjasama serta persahabatan yang ikhlas dari yang lain. Iamengajak umat Islam merenungkan makna firman Allah :

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk “. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Qs. Al Baqarah: 120)

Diingatkan oleh al-Attas dengan bahasa yang lugas:

“Bukankah di zaman kita ini pun jelas bahawa orang-orang Yahudi dan Kristian – yang keduanya menjelmakan sifat asasi Kebudayaan Barat – memang tiada rela menerima baik seruan Islam dan kaum Muslimin, melainkan kita jua yang dikehendaki mereka mengikut cara agamanya? –menganuti sikap hidup yang berdasarkan semata-mata keutamaan kebendaan, kenegaraan dan keduniaan belaka.

Dan agama dijadikannya hanya sebagai alat bagi melayani hawa nafsu. Bukankah Ilmu yang sebenarnya sudah sampai kepada kita?. Maka mengapa pula kita membiarkan saja nasib Umat kita dipimpin oleh pemimpin-pemimpin politik, kebudayaan dan ilmu pengetahuan dan juga para ulama yang lemah dan palsu yang sebenarnya tiada sedar bahawa mereka sedang mengekori hawa nafsu Kebudayaan Barat! Mereka membayangi Kebudayaan Barat dalam cara berfikir, dalam sikap beragama, dalam memahami nilai-nilai kebudayaan dan mengelirukan faham serta tujuan ilmu. Kepada Kebudayaan Baratkah akan kita berlindung, akan kita memohon pertolongan, yang akan dapat mencegah tindak balasan Allah kelak? Waspadalah saudaraku Muslimin sekalian!”

Berbeda dengan Samuel P. Huntington yang sejak tahun 1960-an sudah menjadi penasehat politik Amerika Serikat (AS), dan menulis bukunya, Clash of Civilizations and the Remaking of World Order, untuk bahan merumuskan kebijakan politik negaranya, sosok al-Attas adalah sosok seorang ilmuwan dan akademisi yang sangat peduli dan berkecimpung dalam hampir seluruh hidupnya dalam dunia pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Al-Attas sama sekali bukan sosok politisi. Ia tipe ilmuwan murni, ulama, yang meyakini bahwa problema mendasar yang dihadapi umat Islam dan dunia internasional adalah masalah keilmuan (knowledge). Ia seperti mengikut jejak ulama-ulama Islam terdahulu, seperti al-Shafii, al-Ghazali, Imam Ahmad, dan sebagainya, yang bergiat dalam ilmu dan menjaga kemandirian dan sikap kritis terhadap penguasa. Sebagai ulama yang memiliki tanggung jawab keilmuan dan penjagaan aqidah dan eksistensi umat Islam, Naquib al-Attas menyerukan agar kaum Muslim – disamping memahami Islam dengan baik – juga memahami secara mendalam realita peradaban Barat. Ia mencatat bahwa, “Kebanyakan orang Islam belum lagi mengetahui dan mengenali apa dia sebenarnya Kebudayaan Barat ituSebelum dapat kita mengukuhkan diri terhadap serangan yang ditujukan kepada kita oleh Kebudayaan Barat maka perlulah bagi kita mengenali sifat-sifat asasi kebudayaan itu.”

Teori al-Attas tentang sifat-sifat asasi peradaban Barat dan Islam telah menarik banyak perhatian dunia internasional. Buku-bukunya diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Ia memiliki pendirian yang kokoh dan tajam, meskipun harus memberikan kritik langsung terhadap peradaban Barat di depan para cendekiawan Barat itu sendiri. Sebagai contoh, perhatian terhadap teori al-Attas adalahapa yang dilakukan oleh sebuah Foundation di Australia “The Cranlana Program” yang menerbitkan dua volume buku berjudul Powerful Ideas: Perspectives on the Good Society (2002).Buku ini menghimpun gagasan pemikir-pemikir besar dalam sejarah umat manusia. Gagasan al-Attas yang diambil adalah pemikirannya yang tertuang dalam sebuah tulisan berjudul“Dewesternization of Knowledge”.

Secara lebih sederhana, hakikat peradaban Barat dijelaskan al-Attas dalam buku Risalah untuk Kaum Muslimin:

“Biasanya yang disebutkan orang sebagai Kebudayaan Barat itu adalah hasil warisan yang telah dipupuk oleh bangsa-bangsa Eropah dari Kebudayaan Yunani Kuno yang kemudian diadun pula dengan campuran Kebudayaan Rumawi dan unsure-unsur lain dari hasil cita-rasa dan gerak-daya bangsa-bangsa Eropah sendiri, khususnya dari suku-suku bangsa Jerman, Inggris dna Perancis.Dari Kebudayaan Yunani Kuno mereka telah meletakkan dasar-dasar falsafah kenegaraan serta pendidikan dan ilmu pengatahuan dan kesenian; dari Kebudayaan Rumawi Purbakala mereka telah merumuskan dasar-dasar undang-undang dan hokum serta ketatanegaraan. Agama Kristian, sungguhpun berjaya memasuki benua Eropah, namun tiada juga meresap ke dalam kalbu Eropah.Justru sesungguhnya agama yang berasal dari Asia Barat dan merupakan, pada tafsiran aslinya, bukan agama baru tetapi suatu terusan dari agama Yahudi itu, telah diambil- alih dan dirobah-ganti oleh Kebudayaan Barat demi melayani ajaran-ajaran dan kepercayaan yang telah lama dianutnya sebelum kedatangan ‘agama Kristian’.

Mereka telah mencampuradukkan ajaran-ajaran yang kemudian menjelma sebagai agama Kristian dengan kepercayaan-kepercayaan kuno Yunani dan Rumawi, dan Mesir dan Farsi dan juga anutan-anutan golongan Kaum Biadab.”

Dengan sifat dan posisi agama Kristen, sebagai agama mayoritas bangsa Barat, semacam itu, maka Kebudayaan Barat sejatinya bukanlah berdasarkan pada agama, tetapi pada falsafah. Dalam hal ini, pandangan al-Attas sejalan dengan pandangan Iqbal, Ali an-Nadwi, Muhammad Asad, dan banyak cendekiawan Muslim lainnya. Namun, pandangan al-Attas tentang peradaban Barat ini tampak lebih mendalam dan sistematis, ketika ia berhasil meramu unsur-unsur pembentuk peradaban Barat itu dengan proporsional, terutama ketika mendudukkan posisi warisan Yunani Kuno, Romawi, dan Kristen dalam peradaban Barat.

Dengan mengesampingkan agama dan menjadikan falsafah sebagai asas berpikirnya, maka tiada tempat dalam jiwa pengalaman mereka itu beragama sesuatu ketetapan mengenai keyakinan. Mereka hanya menegaskan dasar ‘teori’, yaitu ilmu pengetahuan atau hasil akal-nazari yang berlandaskan dugaan dan sangkaan-sangkaan dan pencapaian akal jasmani yang mungkin benar dan mungkin tidak benar. Maka dari itu, dasar ‘ilmu’ yang demikian dan sikap hidup yang menjadi akibatnya, tiadalah akan dapat membawa kepada keyakinan. Sifat agama Kristen itu sendiri, yang problematis dalam asas-asas kepercayaannya, menurut al-Attas, juga turut membentuk sikap peradaban Barat.

Secara singkat, al-Attas menyimpulkan sifat-sifat asasi Kebudayaan Barat, yaitu :
(1) berdasarkan falsafah dan bukan agama,
(2) falsafah yang menjelmakan sifatnya sebagai humanisme, mengikrarkan faham penduaan (dualisme) yang mutlak dan bukan kesatuan sebagai nilai serta kebenaran hakikat semesta, dan
(3) Kebudayaan Barat juga berdasarkan pandangan hidup yang tragic. Yakni, mereka menerima pengalaman ‘kesengsaraan hidup’ sebagai suatu kepercayaan yang mutlak yang mempengaruhi peranan manusia dalam dunia.

Dengan memahami hakikat peradaban Barat yang tidak berdasarkan agama dan hanya berdasarkan spekulasi semacam itu, Al-Attas sampai pada kesimpulan bahwa problem terberat yang dihadapi manusia dewasa ini adalah hegemoni dan dominasi keilmuan Barat yang mengarah pada kehancuran umat manusia. Satu fenomena yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat manusia.Al-Attas memulai tulisannya dalam ‘Dewesternization of Knowledge’ dengan ungkapan, bahwa sepanjang sejarahnya, manusia telah menghadapi banyak tantangan dan kekacauan. Tetapi, belum pernah, mereka menghadapi tantangan yang lebih serius daripada yang ditimbulkan oleh peradaban Barat saat ini.

Kritik-kritik al-Attas terhadap karakteristik keilmuan Barat modern, misalnya, juga disampaikan saat Konferensi Internasional para Filosof pada Januari 2000, di University of Hawai. Konferensi ini diikuti oleh sekitar 160 cendekiawan dari 30 negara dan berlangsung selama dua minggu. Tema yang dibahas ialah “Technology and Cultural Values on the Edge of the Third Millennium”. Dalam editorialnya terhadap buku kompilasi hasil konferensi itu, tiga ilmuwan terkenal, yaitu Pater D. Hershock, Marietta Stepaniants, dan Roger T. Ames, mencatat bahwa paparan al-Attas yang menyorot kesesuain dan ketidaksesuaian antara tradisi Barat dalam sains dan teknologi dengan sistem epistemologi dan metafisika Islam, merupakan paparan yang artikulatif, cermat, dan sistematis, tentang basis revisi Islami terhadap tujuan dan premis-premis moral dalam sains dan teknologi.

Dalam uraiannya ini, al-Attas banyak menjelaskan berbagai perbedaan fundamental antara konsep sekular Barat dan Islam dalam berbagai persoalan. Dalam soal konsep kebahagiaan (happiness), misalnya, al-Attas menjelaskan sikap Muslim yang menolak konsep Aristotelian tentang kebahagiaan yang hanya menyentuh aspek duniawi, dan hingga kini diikuti oleh konsep modern. Ia menegaskan tentang sikap pandangan hidup (worldview) Islam yang tidak memisahkan aspek duniawi dengan akhirat. Konsepsi modern tentang kebahagiaan, (sa’adah) menurut al-Attas, esensinya sama dengan konsepsi manusia di masa lalu, di era paganisme. Sedangkan konsep kebahagiaan dalam Islam, akan dialami dan disadari oleh orang-orang yang benar-benar tunduk dan patuh kepada Allah dan mengikuti bimbingan-Nya. Puncak kebaikan dalam hidup adalah Cinta kepada Allah.

Dalam berbagai tulisan dan ceramahnya, al-Attas tampak berusaha keras memberikan keyakinan kepada kaum Muslimin, terutama para cendekiawannya, tentang keagungan konsep peradaban Islam, dibandingkan konsep peradaban lainnya. Ia sangat menekankan perlunya kaum Muslimin mengkaji dan memahami khazanah keilmuan yang telah dicapai para ulama Muslim yang agung di masa lalu. Ia menanamkan jiwa optimisme, meskipun Islam menghadapi serangan hebat dari berbagai penjuru. Tahun 1959, jauh sebelum menempuh jenjang pendidikan tinggi di Barat, al-Attas sudah mengamati kondisi kaum Muslimin yang memilukan. Ketika itu, ia menulis sebuah puisi:

Muslim tergenggam belenggu kafir,
Akhirat luput, dunia tercicir,
Budaya jahil luas membanjir,
Banyak yang karam tiada tertaksir.

Sebab utama yang melilit kondisi kaum Muslimin, kata al-Attas, adalah kejahilan masyarakat Islam terhadap Islam, sebagai agama yang sebenarnya dan peradaban yang luhur dan agung yang telah menghasilkan ilmu-ilmu Islamiyah yang mampu mewujudkan pandangan hidup (worldview) tersendiri yang unik.

Paparan al-Attas tentang peradaban Barat perlu dikaji secara cermat. Sebab, apa yang disampaikannya berpuluh tahun lalu kini banyak menjadi kenyataan. Kaum Muslim – khususnya di Indonesia – kini disuguhi satu tragedi intelektual yang memilukan. Begitu banyak sarjana Muslim yang terpesona dan mengagungkan pandangan hidup Barat dan teori-teori para ilmuwan Barat, meskipun harus mengorbankan keyakinan Islam. Al-Attas mengajak kaum Muslimin untuk memahami Barat secara mendalam, bukan bersikap anti-Barat. Banyak hal yang dapat diambil dan dipelajari dari Barat, tetapi bukan menjiplak pandangan hidup Barat yang mengebiri dan membunuh agama sendiri, semisal paham sekularisme dan pluralisme agama.

Jika Barat maju secara fisik dengan membuang dan mengebiri agamanya, kaum Muslimin tidak perlu mencontoh mereka. Sebab, Islam memang berbeda dengan Kristen. Dengan mengkaji Barat dengan baik, dan juga Islam dengan baik, menurut al-Attas, maka kaum Muslim tidak akanmengalami sikap rendah diri. Sebab mereka memiliki ajaran agama dan Kitab Suci yang agung.