Wednesday, July 31, 2013

FAKTA ALKITAB TIDAK MELARANG POLIGAMI!!!!


Ngak ada satu ayatpun di alkitab yg melarang poligami!!!

Bukti poligami bukan kesalahan menurut Bible Seperti kita ketahui menurut pandangan umat kristen Poligami itu dilatrang.

Tp pertanyaan nya adakah larangan dalam alkitab?

Nah jawabannya sudah pasti "tidak ada", maka dari itu kali ini saya akan memberikan bukti bahwa Poligami itu tidak salah menurut bible.

Seperti kita ketahui, di dalam Bible Nabi Daud dikisahkan mempunyai banyak istri (berpoligami)

Di sisi lain, nabi daud bahkan diakui nabi dan diakui pula kitab yg diturunkan kepadanya (Mazmur)

Jika Poligami (mempunyai banyak istri) itu kesalahan,maka dpt disimpulkan Nabi Daud melakukan banyak kesalahan, karena poligami
berkali2.

Ada yg janggal dalam kenabian daud jika memangPoligami itu Salah, buka bible! Dan perhatikan (1Yohanes 4:1)

Di 1Yohanes 4:1 diperintahkan untuk menguji KEBENARAN roh kenabian seseorang. Buka bible anda dan perhatikan.

Nah Pertanyaan nya, Kenapa Daud seseorang yg melakukan KESALAHAN (POLIGAMI) berkali2. Masih Diakui keNabian nya oleh kristen dan bible?

Kita dapat simpulkan, Jawaban nya "Karena POLIGAMI bukan KESALAHAN"

Jika "POLIGAMI=KESALAHAN" Tentu Daud tidak akan lolos "Uji Kebenaran Roh Ke-nabi-an" seperti yang diperintahkan di 1Yoh 4:1

Tapi karena nyatanya memang POLIGAMI itu BUKAN KESALAHAN , maka sampai sekarang Nabi Daud pun diakui Ke-Nabian Nya oleh Bible & Kristen Sungguh kasihan orang2 kristen yg menyalahkan islam karena Poligami.

Karena Kristen pun tak mempermasalahkan poligami dalam ajaran nya Kisah itulah yang harusnya merubah cara pandang Kristen tentang POLIGAMI, Selamat berfikir dan Sekian.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Thursday, July 25, 2013

Sepenggal Kenangan


Kutatap binar mata bahagiamu...
Aku bersyukur…

Karena kebahagiaanmu adalah harapan dalam setiap bait do’aku
Kulihat seutas senyum manismu…

Aku bersyukur…, karena senyumanmu adalah harapan yang selalu ingin kulihat Kunikmati nanar cahaya auramu...

Aku bersyukur…karena auramu
menunjukkan baik kesehatanmu
Mungkin aku hanyalah seorang...yang tak mampu memberi sesuatu yang berarti bagimu

Aku sadari… aku hanyalah makhluk lemah yang penuh dengan segala keterbatasan...

Terlalu banyak kelemahan tuk diungkap...

Terlalu banyak kekurangan tuk dipaparkan...

Aku hanyalah sepenggal cerita dari untaian sejarah panjang

Aku hanyalah orang yang memiliki mimpi…

ya… mimpiku adalah melihatmu bahagia selalu...

Aku memang memiliki banyak sejuta mimpi, tapi aku tak bisa wujudkan mimpi apapun yang terbaik untukmu…

Maafkan aku…, kecuali sepenggal kenangan yang bisa kau simpan di figura hatimu…

Itulah potret kenangan yang masih
kumiliki…, dan selalu tersimpan rapi di
dalam hati :)

Tak banyak cerita yang bisa kuungkap, karena kau telah tahu, dan kau adalah bagian dari alur cerita ini.

Mungkin kau tidak mengerti…, dan
ketidakmengertian itu adalah cerita yang penuh arti.

Tidak perlu kau tanya maksudku…, karena maksud hanya bisa dipahami dengan hati.

Jangan pernah ada kepedihan di balik
senyum indahmu...

Jangan pernah ada duka di saat kau genggam erat sebuah tangan...

Tak pernah ada asa yang membiru…
Tak pernah ada rasa yang terkubur…
Karena asa dan rasa itu kan tetap ada tuk selamanya.

ya… selama ada bunga mekar yang tumbuh di ladang hati

Kulihat seberkas cahaya bahagia
menghampirimu... :)

Aku bersyukur…, karena bahtera
perjalananmu akan menemukan dermaga hidupmu.

Kau tak perlu berlari lagi…, karena nun jauh di sana ada dermaga yang selalu menantimu...

Kau tak perlu merasa lelah…, karena di tengah lelahmu banyak sinar yang kan memberi kehangatan hidupmu.

Aku di sini hanya bisa berdiri…mengenang sejuta rindu yang menggebu Seraya berdo’a di ujung cakrawala senja, memanjatkan sejuta harap tuk bahagia…

bahagia… dan bahagiamu
Maafkan atas segenap khilafku selama ini...

Dari setiap kata yang tertoreh di dunia...

Dari setiap kalimat yang meluncur bak selancar di ujung samudera...

Aku tahu semua kebaikan dan ketulusanmu, maka aku bersimpuh tuk berterima kasih atas semuanya

Dari yang mencintaimu...

Published with Blogger-droid v2.0.10

Monday, July 22, 2013

Kesederhanaan Rasulullah



Suatu hari ‘Umar bin Khaththab r.a. menemui Rasulullah SAW di kamar beliau, lalu ‘Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas sebuah tikar usang yang pinggirnya telah lapuk.

Jejak tikar itu membekas di belikat beliau, sebuah bantal yang keras membekas di bawah kepala beliau, dan jalur kulit samakan membekas di kepala beliau.

Di salah satu sudut kamar itu terdapat gandum sekitar satu gantang. Di bawah dinding terdapat qarzh (semacam tumbuhan untuk menyamak kulit).

Air mata ‘Umar bin Khaththab r.a. meleleh. Ia tidak kuasa menahan tangis karena iba dengan kondisi pimpinan tertinggi umat Islam itu.

Rasulullah SAW melihat air mata ‘Umar r.a. yang berjatuhan, lalu bertanya “Apa yang membuatmu menangis, Ibnu Khaththab?”

‘Umar r.a. menjawab dengan kata-kata yang bercampur-aduk dengan air mata dan perasaannya yang terbakar, “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis, sedangkan tikar ini membekas di belikat Anda, sedangkan aku tidak melihat apa-apa di lemari Anda?

Kisra dan Kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru dan sutera, dan dikelilingi buah- buahan dan sungai-sungai, sementara Anda adalah Nabi dan manusia pilihan Allah!”

Lalu Rasulullah SAW menjawab dengan senyum tersungging di bibir beliau,
“Wahai Ibnu Khaththab, kebaikan mereka dipercepat datangnya, dan kebaikan itu pasti terputus.
Sementara kita adalah kaum yang kebaikannya ditunda hingga hari akhir. Tidakkah engkau rela jika akhirat untuk kita dan dunia untuk mereka ?” ‘Umar menjawab, “Aku rela.” (HR. Hakim, Ibnu Hibban dan Ahmad)

Dalam riwayat lain disebutkan: ‘Umar berkata, “Wahai Rasulullah, sebaiknya Anda memakai tikar yang lebih lembut dari tikar ini.”

Lalu, Rasulullah SAW menjawab dengan khusyuk dan merendah diri, “Apa urusanku dengan dunia?
Perumpamaan diriku dengan dunia itu tidak lain seperti orang yang berkendara di suatu hari di
musim panas, lalu ia berteduh di bawah sebuah pohon, kemudian ia pergi dan meninggalkannya .” (HR. Tirmidzi)

Betapa Rasulullah SAW sangat sederhana. Ia menyadari bahwa akhirat jauh lebih berharga daripada dunia dan seisinya.

Friday, July 19, 2013

Celah Kebahagiaan Dalam Kesendirian

Bissmillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh

Sahabatku..., jika saja di hari ini ada jiwa yang tengah menggigil digigit sunyi maka izinkanlah sejenak saja deretan kata sederhanaku mengetuk hati dan mengalir memasuki jiwamu, menggugah dan mengalihkan keluhan yang sempat terlintas
di langit hatimu dan mengubahnya menjadi untaian syukur, agar kita senantiasa berada dalam ridhoNya

Wahai jiwa-jiwa yang tenang... "Jangan
'kesendirian' membuatmu khawatir tentang apa yang difikirkan orang lain tentang pilihanmu".

Segera perbarui lagi niatmu, teguhkan kembali dan katakanlah bahwa
kesendirian itu adalah cerminan
ketangguhan...dan kemenangan dalam memerangi gelora nafsu di dadamu...

Katakan dengan lantang "Aku bahagia
melihat iblis tidak lagi memiliki celah untuk menjerumuskanku..".

Agar kamu bahagia dalam kesendirianmu, sebelum pilihan Allah
menemuimu di ujung yang pasti nanti.

Agar kesendirian itu tidak sia-sia... tidak kosong...

Agar kesendirian itu penuh makna... dalam rangka terus mendekatkan diri kepada Allah yang telah menebarkan cintaNya di hati-hati manusia, dalam gerimis dan kabut-kabut yang dihembus awan.

Pahamilah... jika rasa dan kekecewaan yang membelit jiwamu itu masih berbekas dan menindih logikamu, segera ma'afkan dan relakan.

Cinta yang sesungguhnya tidak akan
membutakanmu, tidak akan membuat telingamu tuli. Tidak... tidak akan pernah.

Cinta sejati adalah cinta yang senantiasa bersahutan..., berderu-deru dalam gemuruh ombak..., beriak di gelisah lautan..., diam dalam ketenangan..., indah dalam kesedihan..., nikmat dalam kekecewaan...

dan tidak mati dengan kematian...

Cinta yang akan tetap indah, dan berbalas meski terbagi miliyaran angka tak terbatas semesta... Itulah
cinta Allah, arahkan cinta kita untuk meraih cintaNya.

Aku tahu, sendiri itu tidaklah seindah syair- syair yang kulukis. Ada cerita tersembunyi dalam kesendirian yang tak siapapun mengingkari, ada iri, ada euphoria dan khawatir.

Aku tidak menyalahkanmu, aku
hanya ingin menawarkan sebuah obat untuk kekecewaan itu.

Obat sederhana, yang mungkin bosan terdengar di telingamu. Ya...
kita sering mendengar "Ikhlaskanlah..", tapi telinga kita tuli, tidak mendengar atau sedikit saja memahami.

Ketahuilah, Allah telah menyediakan
sepenggal kata ini untuk kita pahami. Ikhlas adalah obat yang sangat tepat bagi semua macam bentuk penyakit yang mengguncang tubuh maupun jiwa termasuk kegagalan dan
segala bentuk kekecewaan, Bahkan
kematian...

Maafkanlah, relakanlah dan arahkan kembali cinta itu. Karena belum tentu, saat cinta manusia yang kamu kagumi itu akan melahirkan kebahagiaan.

Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika Allah mencintaimu.

Dari kesemua itu pesanku adalah "Jangan sampai kesendirianmu membuatmu bersedih atau khawatir, padahal kamulah orang orang
yang benar dan berhati hati dalam
mengarungi masa muda ini.

" Bangkit... bangkitlah... sayangi tubuhmu, sayangi hatimu. Tidak ada yang akan lebih peduli selain dirimu.

Bangkitlah... segera temui Rabbmu di sana. Jangan biarkan airmata
mengering di wajahmu, segera basuh dengan air wudhu.

Kita masih merasa beruntung
memiliki tempat mengadu dari segala
kegelisahan. Dalam shalat, benamkan
wajahmu segera...!

Demikianlah sahabatku... semoga renungan ini bermanfaat. Akhirnya
tulisan inipun kuakhiri dengan serinai
SENYUM terkembang untukmu...

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.

Published with Blogger-droid v2.0.10

Benarkah Arti Salam Anda...??

Askum, Mikum, Astojim, dan
lain-lain..

ﺑِﺴْﻢِ ﺍﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤﻦِ ﺍﻟﺮَّﺣِﻴﻢ

Ada yang menggelitik otak dan perasaan saya ketika membaca beberapa kata yang ternyata merupakan singkatan dari kalimat yang sangat baik dan bermakna.

Beberapa kata tersebut misalkan “As”, “Ass”, “Ass Wr Wb”, “Askum”, “Akum”, “Mikum”, “Samlekum”, dan “Samlekom” yang merujuk pada “Assalaamu’alaykum” atau “Assalaamu’alaykum
Warahmatullaahi Wabarakaatuh”.

Yang menambah kaget lagi adalah kata “Astojim” yang ternyata merujuk pada kalimat “Astaghfirullaahaladzim”.

Saat pertama kali melihatnya, enam singkatan itu membuat saya spontan berkata, “Apaan nih?”  Sungguh MENJIJIKKAN Anak #Alay zaman sekarang.

Saya keheranan, ternyata ada orang yang SETEGA dan SEKREATIF itu menyingkat kalimat yang bermakna menjadi tidak bermakna sama sekali.

Yang menambah heran, ternyata ada yang mengikuti dan memakainya, dan lumayan banyak saya temukan di
Facebook.

Coba analisis, apakah :

“Mikum”, “Askum”, “Samlekum” sama dengan “Assalaamu’alaykum”?

Makna “Assalaamu’alaykum”
adalah “Semoga keselamatan/kedamaian dilimpahkan/dicurahkan padamu”

Makna “warahmatullaahi” adalah “dan rahmat Allah tercurah padamu”.

Makna “Wabarakaatuh”
adalah “dan berkah Allah tercurah padamu”.

Makna yang bagus sekali kan?

Dan juga termasuk doa yang sangat baik. Tapi, apa makna kata-kata yang dijadikan singkatannya?

Saya yakin jari tidak akan menjadi lecet, lelah, atau bahkan terluka hanya karena mengetik/menulis :

|“Assalaamu’alaykum”
|“Astaghfirullaah” |“Astaghfirullaahaladzim”.

Malah in syaa Allah kita akan mendapatkan keuntungan dengan mengetik/menulis seperti itu.

Biasanya, apa yang kita baca, tulis, atau ketik akan berkesesuaian dengan pelafalan di otak dan
hati.

Jadi, bila kita membaca, menulis/mengetik “askum”, otak kita cenderung akan melafalkan
seperti itu juga.

Sama halnya dengan bila “Nabi Muhammad SAW”, maka biasanya kita punya kecenderungan untuk
melafalkan seperti itu juga, hanya dengan tiga huruf belakang saja, bukan seperti frase pertama
yang panjang.

Oleh karena itu, karena otak/hati mempunyai kecenderungan melafalkan apa yang ditulis/
dibaca/diketik, jadi buatlah kalimat/kata itu bermakna dan tetap baik.

Tidak perlu diubah- ubah menjadi tidak bermakna sama sekali atau menjadi sebuah kata yang berisi caci maki.

1. As = orang bodoh ; keledai
2. Ass = pantat
3. Askum = celakalah kamu
4. Assamu = racun
5. Samlekum = matilah kamu
6. Salom/syalom= dari bhs Ibrani untuk sesama
kristen dan ada 263 kata di dalam kitab perjanjian
lama dan perjanjian baru.
7. Mikum = dari bahasa Ibrani Mari Bercinta

Meski mungkin kita tahu maksud singkatan itu, tapi pelafalan dan maknanya kan tidak sama. #Catat

Lagipula, itu kan doa dan kalimat yang baik, mengapa harus merepotkan diri dengan menyingkatnya.

Ketika Nabi Musa ‘alaihisallam meminta kalimat khusus untuk mengingat Allah, Allah memberinya kalimat “Laa ilaaha illallaah”.

Nabi Musa ‘alaihisallam sempat tidak menerima karena kalimat tersebut terlalu umum, karena ia hanya
menginginkan kalimat yang khusus digunakan olehnya saja.

Namun, Allah kemudian berfirman:

“Wahai Musa, seandainya seluruh penduduk tujuh lapis Langit dan seluruh penduduk tujuh lapis Bumi diletakkan pada satu telapak tangan,
lalu kalimat ‘laa ilaaha illallaah’ diletakkan pada satu telapak tangan lainnya, maka telapak tangan yang lebih berat adalah telapak tangan yang menggenggam kalimat ‘laa ilaaha illallaah’.”

Kalau misalnya kalimat “laa ilaaha illallaah” itu disingkat, apakah makna dan nilainya tetap sama?

Tentu saja tidak kan? Karena sudah berbeda pelafalan.

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Kalian tak akan masuk surga sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah aku tunjukkan satu amalan yang bila dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Yaitu,
sebarkanlah salam di antara kalian. [HR Muslim dan Abu Hurairah]

Tentu saja, “askum” dan kawan-kawannya bukan merupakan salam kan???

Yang menghancurkan Islam bukan hanya dari luar(KAFIR), tapi juga orang Islamnya sendiri yang tidak
mau/bisa/mampu menjaga dan mempertahankan nilai-nilai keislamannya.

Sunday, July 14, 2013

Kala Cinta Menghancurkan Aqidah

Kesepian memang kadang menyakitkan, menoreh setiap senyum dan tawa, serta menciptakan riak anak sungai di sudut mata.

Pedih dan sedih silih berganti kunjung mengunjungi. Pupus segala harap, melukai semua impian yang kadang memabukkan.

Hingga, jiwa yang rapuh menciptakan serpihan kegelisahan yang memilukan.
Saat temaram rembulan menyuguhkan keindahan, terlintas sekelebat bayang.
Disibaknya kegelapan, namun entah di mana ia berada. Kecewa, hingga guratan keresahan menyibukkan kelamnya malam.
Kebisuan yang menusuk membuat kedukaan semakin berat, hingga menghujam akal dan aqidah. Air mata
semakin deras tumpah, lelah, tubuh pun mencoba rebah.

Namun jiwa ini lemah, mata air di telaga yang coba dibendungnya kembali menerobos kelopak mata, hingga membasuh lesungmu.
Entah berapa banyak pahlawan yang tercipta karenanya, namun cinta juga kadang melahirkan para pecundang.

Ia laksana kobaran api yang berasal dari setitik bara, menerangi, namun dapat pula membakar.
Impian cinta membuat hati dan raga terselimuti bahagia, memompa harapan yang keluar masuk melalui butiran darah.

Mengharapkan sang pencinta yang siap mendampingi saat tawa dan air mata, hingga terbentang siluet istimewanya seorang wanita yang telah menikah, mengandung, dan melahirkan si kecil dengan selimut kasih sayang.

Namun, impian berbeda dengan kenyataan.Sepi semakin menggerogoti hari, sendiri … dan masih sendiri.
Duhai belahan hati, entah di mana engkau bersembunyi...?

Ukhti shalehah yang dicintai Allah Ta'ala, …cinta dan impian membentuk sebuah keluarga memang begitu indah.

Namun takkala ia belum menyapa, janganlah membuat gundah dan resah, bahkan merubah pandangan terhadap Sang Pemilik Cinta.

Kegelisahan jangan pula membuatmu menggadaikan aqidah, karena sungguh aqidah itu tak ternilai harganya.
Tak ada yang dapat membelinya, apalagi dengan basa-basi cinta yang menyelubungi halleluyah. Cinta yang membara tak akan dapat menghapus ketentuan Allah Subhanahu Wa Ta'ala:

“Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mu'min) sebelum mereka beriman …” [Al Baqarah: 221].

Namun, ajaran junjungan Rasulullah Sallallaahu Alayhi Wasallam akan pupus, tidak dengan senjata tapi dengan kata-kata, tidak dengan kekuatan tapi dengan logika, dan tidak dalam benci tapi dalam cinta.
(Henry Martyn, missionaris, 1812 M).

Cinta akan membentuk sebuah keluarga samara (sakinah-mawaddah-wa rahmah), karena kesamaan iman dan aqidah dalam naungan ridha Allah Subhanahu wa Ta'’ala.

Jangan biarkan sedikitpun celah hatimu terbuka dengan cinta berselaput halleluyah, karena cinta seperti itu akan meranggas aqidah.

Pernikahan dengan keyakinan yang berbeda, tak akan melahirkan ketenteraman jiwa, karena ia adalah zina.
Dapatkah engkau menjawab saat anakmu bertanya, mengapa ayah selalu pergi setiap hari Minggu, sedangkan dirimu ruku ’dan sujud ?

Bisakah engkau menjelaskan saat anak laki- lakimu bertanya, mengapa ayah tidak pergi shalat Jum'’at padahal dirimu berbicara panjang lebar tentang kewajiban menunaikannya ?

Atau, mengapa ayah tidak mengucapkan bissmillah tapi atas nama Bapa, Putera dan Roh Kudus ?
Juga, mengapa Tuhan ayah ada 3, sedangkan dirimu selalu mengucapkan ahad…ahad…ahad ?
Mampukah engkau menjelaskan semua itu dan banyak lagi kepada buah hatimu ?

Duhai ukhti, sanggupkah engkau menahan murka Allah Subhanahu Wa Ta'’ala, saat jiwamu lelah bertanya di manakah gerangan kakanda berada ?

Kembalilah kepada Sang Pemilik Rahasia, lantunkan munajat dan do'’a, mohon tetapkan iman untuk selalu terhatur kepadaNya.

Jadikan hati ini selalu ikhlas serta rela atas setiap keputusanNya.Ya Allah, aku mohon kerelaan atas setiap keputusanMu, kesejukan setelah kematian, dan kelezatan memandang wajahMu serta kerinduan berjumpa denganMu.

Mohonkan juga kepadaNya, agar Ia menguatkan niat kepada lelaki yang belum menikah untuk segera menyempurnakan setengah agama, sehingga dirimu serta pasangan jiwa tercinta dapat bersama membangun sebuah istana kecil nan indah dalam naungan ridhaNya.

Sabar… dan bertahanlah...!

Kalaulah Allah Subhanahu Wa Ta'’ala mentakdirkan dirimu sebagai lajang di dunia ini, yakinlah di surga ada yang setia menanti. Kuatkan hati, tegar… dan selalu tegar, karena dirimu memiliki harta yang tak ternilai harganya, yaitu aqidah.

Wallahua'’lam Bi Shawab
Semoga Bermanfaat

Published with Blogger-droid v2.0.10

Tuesday, July 9, 2013

BAHTERA RAHMATAN LIL'ALAMIN

BAHTERA RAHMATAN LIL'ALAMIN

Jangan tertipu dengan siang dan malam, jangan tertipu dengan kesusahan dan kesenangan,
jangan tertipu dengan harta ataupun kemiskinan, jangan tertipu dengan segala kejadian.

Karena Yang Maha memiliki kejadian yang akan datang adalah Allah Subhanahu Wata’ala...

Yang Maha Tahu hanyalah Allah. Maha Tahu tentang kejadian esok, Maha Tahu dimana seseorang akan wafat, dan Dia masih terus melihat kita di setiap waktu dan saat, dan Dia
Yang Maha Baik, Dialah Allah subhanahu wata’ala.

Dialah Yang Maha Indah, Dialah Yang
Maha Berkasih sayang, Dialah Yang Maha Lembut, Dialah Yang Maha memanggil setiap ruh dan jiwa untuk mencapai keluhuran.

Ingatlah hal itu Sahabat... Kita berusaha dengan segala kemampuan kita, tapi ingatlah bahwa semuanya ditentukan oleh Yang Maha
Menentukan.

Berusaha dan Berdzikir itu adalah
hal terbaik yang kita jalankan dan itulah perbuatan orang yang paling beruntung, tiada orang yang paling beruntung melebihi orang yang banyak berdzikir...

Semakin lemah seseorang maka semakin sedikit ia berdzikir, dan semakin lemahlah ia diombang
ambingkan siang dan malam.

Ketika datang fitnah ia terguncang, datang pujian ia terguncang, datang kenikmatan ia terguncang, datang musibah ia terguncang, datang kepada teman ia terguncang, ada teman ia merasa bingung, tidak ada teman ia merasa bingung juga, sendiri ia merasa tidak enak, bersama
teman ada saja masalah.

Terus muncul kegundahan karena jiwanya tidak mau mengikat dan menyambung hubungan dengan Allah subhanahu wata’ala.

Maka sambungkanlah jiwa kami dengan cahaya keindahan-Mu Ya Rabby..,

Sehingga kami menjadi kuat melewati samudera kehidupan yang dahsyat gelombangnya, Kami tidak terombang ambingkan oleh ombak
hingga timbul dan tenggelam di dalam kehidupan yang kami lewati.

Tapi selamatkan kami di bahtera sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam....

Jangan biarkan kami satu persatu sendiri di dalam perahu kecil yang sebentar terbalik kemudian timbul dan tenggelam, Sebagian tenggelam dalam kemurkaan-Mu dan sebagian selamat dengan susah payah...

Maka naikkan kami pada bahtera terbesar rahmatan lil’alamin, Adalah Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang Engkau tunjuk sebagai pembawa kesejukan dan kasih sayang-Mu.

Orang yang paling berbudi pekerti indah kepada Muslim atau Non muslim, kepada teman atau musuh, tidak ada orang yang lebih ramah yang kita ketahui di dunia ini melebihi nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sangat ramah bahkan kepada musuhnya...

Diriwayatkan didalam Sirah Ibn Hisyam, ketika Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumahnya, di saat itu Abu Jahl telah menunggu dari kejauhan.

Ia telah menggali lubang agar
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam jatuh terperangkap kedalam lubang dan celaka, kemudian ia akan mentertawakan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata :

“seorang Rasul terperangkap kedalam lubang, padahal ia mempunyai wahyu dari Tuhan tetapi
tidak mengetahui ada perangkap di depannya“.

Lubang sudah digali di depan pintu rumah nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tetapi nabi tidak keluar, pintu diketok nabi tetap tidak
keluar, diketok kedua kalinya nabi pun tidak keluar, kemudian pintu diketok untuk ketiga kalinya maka Rasulullah membuka pintu dan
mengagetkan Abu jahl.

Kemudian Abu Jahl kaget dan mundur akhirnya ia masuk sendiri kedalam
lubang yang digalinya, lalu siapa yang ia minta pertolongan saat itu ?

ialah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Teman-teman Abu Jahl yang menyaksikan Abu Jahl yang ingin mencelakakan nabi dari kejauhan, berhasil atau tidak.

Maka ketika mereka melihat Abu Jahl yang terjatuh kedalam lubang itu, mereka pun lari takut kepada Nabi Muhammad dan tidak mau menolong Abu Jahl.

Maka siapa yang akan menolongnya, siapa yang ia panggil ?

Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia memanggil “Ya Muhammad !”, tidak salahkah ia
menggali lubang untuk mencelakakan nabi Muhammad dan setelah terpuruk sendiri ia meminta bantuan kepada nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam.

Maka tangan mulia itupun terulur untuk mengangkat tangan Abu
Jahl, padahal itu musuhnya yang selalu menghalangi dakwah beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, tetapi ia diangkat dan diselamatkan oleh sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, menyelamatkan Abu Jahl dari perangkap yang telah ia buat untuk mencelakakan dirinya, kenapa ?

Padahal jika nabi Muhammad membunuhnya maka berkuranglah
satu orang yang menjadi penghalang dakwah, sudah jelas-jelas siang dan malam ia selalu memerangi dakwah sang Nabi di Makkah, biarkan saja jika ia mati dalam perangkap itu
karena akan bertambah mudah dakwah sang nabi.

Namun beliau shallallahu ‘alaihi wasallam ingin menyelamatkan orang yang paling jahat didalam dakwahnya, kalau bisa ia selamat dari kemurkaan Allah subhanahu wata’ala, kalau bisa ia selamat dari api neraka, maka beliau selamatkan Abu Jahl barangkali ia mendapatkan
hidayah dan masuk Islam supaya ia selamat dari api neraka, demikian indahnya nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam...