Friday, May 30, 2014

Kontradiksi adalah bukti konkrit kepalsuan Alkitab


Benarkah isi ayat ini? 

1. Kelelawar termasuk bangsa burung???????
Kelelawar bukanlah bangsa burung. Tetapi menurut Alkitab, kelelawar termasuk burung.
13 Inilah yang harus kamu jijikkan dari burung-burung, janganlah dimakan, karena semuanya itu adalah kejijikan: burung rajawali, ering janggut dan elang laut;
14 elang merah dan elang hitam menurut jenisnya;
15 setiap burung gagak menurut jenisnya;
16 burung unta, burung hantu, camar dan elang sikap menurut jenisnya;
17 burung pungguk, burung dendang air dan burung hantu besar;
18 burung hantu putih, burung undan, burung ering;
19 burung ranggung, bangau menurut jenisnya, meragai dan kelelawar. 
(Imamat 11:13-19) Lihat juga (Ulangan 14:11-17)

2. Kelinci Memamah biak?????
Kelinci adalah binatang yang tidak memamah biak tapi binatang pengerat. Tetapi menurut Alkitab yang katanya Firman Tuhan itu, kelinci adalah binatang yang memamah biak.
Juga kelinci, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah, haram itu bagimu. (Imamat 11:6)

3. Serangga berkaki empat?????
Semua serangga mempunyai 6 kaki.
20 Segala binatang yang merayap dan bersayap dan berjalan dengan keempat kakinya adalah kejijikan bagimu.
21 Tetapi inilah yang boleh kamu makan dari segala binatang yang merayap dan bersayap dan yang berjalan dengan keempat kakinya, yaitu yang mempunyai paha di sebelah atas kakinya untuk melompat di atas tanah.
22 Inilah yang boleh kamu makan dari antaranya: belalang-belalang menurut jenisnya, yaitu belalang-belalang gambar menurut jenisnya, belalang-belalang kunyit menurut jenisnya, dan belalang-belalang padi menurut jenisnya. (Imamat 11:20-22)

4. Ular makanannya debu tanah????
Ular tidak makan debu.
Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. (Kejadian 3:14)

5. Unta tidak berkuku belah????
Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari yang memamah biak atau dari yang berkuku belah: unta, karena memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram itu bagimu. (Imamat 11:4)
Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari antara yang memamah biak atau dari antara yang berbelah dan bersela kukunya: unta, kelinci hutan dan marmot, karena semuanya itu memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram semuanya itu bagimu. (Ulangan 14:7)

6. Bumi statis dan tidak bergerak????
... TUHAN adalah Raja; Ia berpakaian keagungan dan kekuatan. Bumi berdiri teguh tak dapat goyah. (Mazmur 93:1)
... Gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh dunia! Bumi kukuh tidak tergoyahkan. (1 Tawarikh 16:30)
Dengan kukuh bumi Kaupasang pada alasnya, sehingga tak akan goyang untuk selamanya. (Mazmur 104:5)

7. Bumi punya 4 sudut????
... he will assemble the scattered people of Judah from the four quarters of the earth. (Isaiah 11:12)
After this I saw four angels standing at the four corners of the earth, ... (Revelation 7:1)
Oh Lord, ... to you the nations will come from the ends of the earth... (Jeremiah 16:19)
... and there before me stood a tree in the middle of the land. Its height was enormous. The tree grew large and strong and its top touched the sky; it was visible to the ends of the earth. (Daniel 4:10-11)

8. Penyakit disebabkan oleh syetan????
Orang bisu karena dihinggapi setan???
32 Waktu kedua orang itu pergi, seorang bisu yang dikuasai oleh roh jahat dibawa kepada Yesus.
33 Yesus mengusir roh jahat itu dan pada saat itu juga orang itu bisa berbicara lagi. Orang banyak itu heran dan berkata, "Belum pernah kami melihat kejadian serupa ini di Israel!" (Matius 9:32).

Orang bisu dan buta karena kerasukan setan???
Kemudian dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan melihat. (Matius 12:22).

Penyakit epilepsi disebabkan oleh setan????
14 Ketika Yesus dan ketiga pengikut-Nya kembali kepada orang banyak itu, seorang laki-laki datang, sujud di hadapan Yesus,
15 dan berkata, "Bapak, kasihanilah anak saya. Ia sakit ayan. Serangan ayannya begitu hebat sehingga ia sering sekali jatuh ke dalam api dan sering juga ke dalam air.
16 Saya sudah membawa dia kepada pengikut-pengikut Bapak, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkan dia."
17 Yesus menjawab, "Bukan main kalian ini! Kalian sungguh orang-orang yang menyeleweng dan tidak percaya. Sampai kapan Aku harus tinggal bersama kalian dan bersabar terhadap kalian? Bawa anak itu kemari!"
18 Lalu Yesus memerintahkan roh jahat yang di dalam anak itu keluar. Dan roh jahat itu keluar, lalu anak itu sembuh pada saat itu juga. (Matius 17:14-18).

9. Kalau sakit cukup di doakan???
Kalau ada yang sakit, hendaklah ia memanggil pemimpin-pemimpin jemaat. Dan hendaklah pemimpin-pemimpin itu mendoakan orang yang sakit itu dan mengolesnya dengan minyak atas nama Tuhan. (Yakobus 5:14-15).

10. Dengan Iman, dapat memindahkan gunung???
1. Markus[/b]
16:17 Tanda tanda ini menyertai orang-orang yang beriman, mereka mengusir syetan demi namaku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa baru bagi mereka,
16:18 mereka memegang ular, sekalipun mereka meminum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka, dan mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit dan orang itu akan sembuh.

Sudah dapatkah anda mengusir syetan?
Sudah dapatkah anda menggunakan bahasa-bahasa baru?
Sudahkah anda memegang ular?
Sudahkah anda mencoba meminum racun?
Sudahkah anda meletakan tangan anda atas orang sakit dan orang itu sembuh?

Bila anda belum melakukannya, keimanan anda kepada Yesus diragukan.


Tapi setelah diselidiki, ternyata ayat diatas adalah ayat Palsu. Markus 16 ternyata hanya sampai ayat 8, Markus 16:9-20 adalah palsu. Alkitab kitab Markus pasal 16 yang diterbitkan Lembaga Biblika Indonesia yang dicetak oleh percetakan Arnoldus Ende 1986/1987, Pada catatan kakinya berbunnyi:

"Dengan singkat. Bagian ayat ini hanya terdapat dalam beberapa naskah. Nampaknya baru dalam abad ke-2 Mas ditambahkan dalam injil Markus. Bagian akhir injil Markus ayat 9-20 bercerita mengenai penampakan Yesus. Ini memang termasuk kitab suci, tetapi agaknya tidak termasuk injil Markus yang asli".

Pada The Christian Counselor's New Testamen, markus 16 berakhir pada pasal 16 ayat 8. Kemana ayat 9-20? Pada akhir kalimat terdapat catatan kaki :

"These verse are omitted by better MSS. An alternative shoter ending is found in same".

"Ayat-ayat ini dihapus oleh terjemahan MSS yang terbaik. Penutup lebih pendek seperti ini (Markus 16 berakhir pada ayat Cool bisa ditemukan pada beberapa versi lainnya.

Pada The Holy Bible New International Version pada catatan kaki ayat 8 berbunyi :

"The two most reliable early manuscripts do not have mark 16:9-20".

"Dua manuskrip paling tua tidak memiliki Markus 16:9-20".

"Serious doubts exists as to whether these verses belong to the Gospel of Mark. They are absent from important early manuscripts and display certain peculiarities of vocabulary, style and theological content that are unlike the rest of Mark. His Gospel probably ended at 16:8, or its original ending has been lost. (From the NIV Bible Foot Notes, page 1528)"


2. Lukas 10:19
"Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu".

Kita akan membuktikan kebenaran kedua ayat tersebut. Kita bawa ular dan kalajengking hidup pada orang Kristen, serta meminta agar mereka memegang atau menginjaknya. Saya yakin 100 persen bahwa tidak ada orang Kristen yang berani melakukannya. Ini menunjukkan bahwa berdasarkan standard Alkitab sendiri, maka pada masa sekarang tidak ada lagi Orang Kristen yang beriman atau mendapatkan kuasa Tuhan. Barangkali ada Orang Kristen yang membantahnya, tetapi kalau Orang Kristen membantahnya maka berarti ayat di atas tidak relevan lagi dan mustahil dilakukan. Dengan berpatokan pada ayat di atas, maka tidak ada satupun lagi Orang Kristen yang beriman, kecuali kalau mereka berani menerima tantangan kita untuk memegang dan menginjak ular serta kalajengking dan bahkan minum racun.

Nah dari sini kita dapat mengatakan pada mereka, daripada melakukan Kristenisasi lebih baik memperbaiki keimanan Umat Kristen sendiri terlebih dahulu. Mereka sendiri TIDAK BENAR-BENAR beriman pada ajaran mereka sendiri, bagaimana dapat membuat orang lain beriman pada agama mereka?

3. Matius
17:19 Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka : "Mengapa kami tidak dapat mengusir syetan itu?"
17:20 Ia berkata kepada mereka : "Karena kamu kurang percaya. Sebab aku berkata kepadamu : Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini : Pindahlah dari tempat ini kesana, maka gunung ini akan pindah, dan tak ada yang mustahil bagimu".

Sudahkah anda dapat memindahkan gunung?
Sudah mampukah anda menyuruh pohon Ara untuk pindah dan menghujam didasar lautan

Wednesday, May 14, 2014

Orientalisme = Perang Salib Jilid 2



Salahlah orang yang berpendapat bahwa Orientalisme gerakan ilmiyah yang tujuannya hanya memperdalam masalah ketimuran saja (kepercayaan, adat dan peradabannya). Sebenarnya Orientalisme hakekat dan kenyataannya adalah alat Penjajah; tujuan Orientalisme ini ialah: “memakai dan mempergunakan penelitian masalah ketimuran sebagai langkah untuk menyerang/memerangi Islam, menimbulkan rasa keragu-raguan terhadap sumber-sumber Islam agar ummat Islam berpaling dari agamanya, agar ummat Islam jangan sampai pada kemuliaan dan kekuatannya, tetapi hanya selalu mengekor kepada Barat, dan selalu taqlid masa bodoh dan apatis,"melihat segala macam jenis kejahatan dan kemerosotan di negeri mereka.
Orientalisme ini hakekatnya adalah lanjutan dari perang Salib, melawan Islam, sebab sebenarnya perang Salib ini belum berhenti, tetapi hanya mengambil bentuk dan warna yang berbeda, di antaranya Orientalis.
Orientalis muncul dengan kedok sebagai para ahli untuk mengadakan riset dan survey tentang sesuatu bidang ilmu pengetahuan dengan maksud tertentu untuk memasukkan berbaga macam fitnah, menebarkan isu-isu; melampiaskan segala isi hatinya dan kedengkiannya terhadap Islam, dan menulisi Islam dengan pena yang beracun.
Para Orientalis terang-terangan menolak sistem ilmu Islam yang asli. Ini berakibat menyimpangnya ummat dari hakekat kebenaran, dan meninggalkan hukum Islam. Orientalis tidak mungkin membiarkan Islam terlaksana di tengah-tengah masyarakat.
Para Orientalis adalah antek-antek penjajah Barat terhadap Negeri-negeri Timur dan Negeri Islam, karena gerakan Orientalis ini adalah lanjutan dari Perang Salib dalam bentuk yang lain.
Gerakan Orientalis berkembang pesat dan sudah sampai berlanjut selama dua abad, perubahan yang bergerak sebagai salah satu bentuk penjajahan.
Asal kata “Orientalisme” bahasa Arabnya al istisyraaq, mashdar fiil: Istasyraqa. Artinya, “mengarah ke Timur dan memakai pakaian masyarakatnya.”
Para Orientalis (al Mustasyriqun) mendalami bahasa-bahasa Timur sebagai langkah untuk mengarah ke sana. Masing-masingnya mempelajari satu bahasa atau bermacam-macam bahasa Timur, seperti bahasa Arab, bahasa Parsi, bahasa Ibrani, bahasa Urdu, Suryani, Indonesia, Melayu, Cina dan lain-lain. Sesudah itu mereka mempelajari bermacam-macam ilmu pengetahuan, kesenian, adab/sastra, kepercayaan masyarakat yang mempunyai bahasa tersebut di atas dan lain-lainnya. Bahasa Arablah yang menjadi sasaran utama dari tujuan para Orientalis ini.
Memang para Orientalis sudah banyak yang mempelajari bahasa Arab, dan menjadi spesialis dalam ilmu bahasa, seperti ahli Nahwu, ahli Sharaf, ahli Sastra (Adab) dan ahli Balaghah. Kemudian mereka mulai menjurus pada ilmu-ilmu Islamiyah, seperti: Aqidah, Syari’ah dan lain-lain, dan seterusnya menambah Aqidah dan Syari’ah yang murni itu dengan kebatilan-kebatilan untuk mengaburkan hakekat Islam dan memalingkan ummat dari agamanya yang menunjukinya ke jalan kemajuan dan kemuliaan. Tujuan tersebut telah terlaksana dan mempengaruhi kebudayaan negeri-negeri Islam.
Bukti yang paling jelas mengenai hubungan Orientalisme dengan penjajahan yaitu bahwa pasaran Orientalisme sangat pesat di Eropa, Amerika dan negara-negara yang ada kepentingannya dengan negara Timur umumnya dan negara-negara Islam pada khususnya. Kesempatan yang lebih luas lagi bagi Orientalisme di negara-negara jajahan digunakan untuk mengendalikan peperangan di negara-negara Timur dalam segala bentuknya, yang dikenal di zaman modern, baik perang bersenjata (militer) maupun perang ekonomi, politik atau kebudayaan atau perang fikiran. Bahkan hampir tidak terdapat Kedutaan-kedutaan Negara-negara Penjajah di negeri-negeri Timur dan negara-negara Islam yang tidak ada di dalamnya. “Orientalis” yang menduduki posisi/jabatan-jabatan strategis pada kedutaan itu, baik diplomat atau pegawai biasa.
Sesungguhnya ikatan Orientalisme dengan penjajah dan antek-anteknya menjadikan Orientalisme selalu meningkatkan usahanya dalam menyesatkan Islam dan menggerogoti da’wah Islamiyah. Mereka menggunakan semua alat, dalam penyesatan tersebut, sebab agama yang maha suci inilah satu-satunya penghalang yang tangguh dalam menghadapi penjajahan dan perhambaan kepada selain Allah.
Para Orientalis mengetahui betul dalam penelitiannya terhadap Islam bahwa aqidah Islam menanamkan dasar-dasar yang kokoh sesuai dengan fitrah kemanusiaan, umum dan logis, sesuai dengan akal, serta teksnya (nash-nash) yang tegas, di mana tidak memungkinkan bagi akal (otak) para ahli fikir dan failasuf untuk membatalkan pokok yang satu ini dari sumbernya, apabila mereka sudah terbiasa dengan manhaj ilmu yang benar. Justru karena itu sejak dahulu, sejak timbulnya, Orientalisme selalu menanamkan bibit-bibit penyelewengan terhadap Da’wah Islam dengan memasukkan kebatilan-kebatilan, dengan kedok penelitian dan pembahasan ilmiyah yang berselubung.
Dengan demikian nyatalah bahwa Orientalisme merupakah pelindung musuh-musuh Islam, Penjajah, Atheis, Zionis dan lain-lain. Di balik nama Orientalisme ini bernaung apa yang dikatakan penganut faham Komunis yang berbahaya dan merusak itu, dan para penyokong aliran-aliran atheisme di zaman modern. Mereka menghimpun segala kemarahan dan kebencian terhadap Islam; lantaran Islam itu berasaskan Tauhid dan merupakan Risalah Ilahiyah yang bertitik tolak dan memusatkan segala-galanya kepada Allah. Semua Rasul Allah selalu memulai da’wahnya terhadap kaum atau ummatnya dengan perkataan: “Sembahlah olehmu Tuhan-mu; tak ada Tuhan selain Dia.”
Agama adalah fitrah yang diberikan Allah kepada manusia, yang hakekat fitrah manusia pun sesuai dengan agama itu, dan Tauhid yang sangat sesuai dengan jiwa manusia; hanya Iblis dan Syaithanlah yang memalingkan dan mempengaruhi manusia kepada penyembahan thaghut, patung, batu, syaithan, api, kuasa manusia, dan lain-lain.
Aqidah Islam adalah aqidah yang jelas dan tegas, jauh dari keraguan dan sangkaan serta khayalan (imaginasi). Dengan aqidah yang betul, manusia mampu mengendalikan hawa nafsunya; dan aqidah inilah yang diperkokoh oleh akal supaya tetap baik dan sampai pada hakekat yang sebenamya.
Dengan begitu jelaslah bahwa Orientalisme adalah alat yang dipakai oleh musuh-musuh Islam yang ingin merusak dan menggerogoti da’wah dan ajaran Islam yang sangat sesuai dengan fitrah manusia tersebut.
Para Orientalis berusaha keras memerangi Islam dengan segala cara, gaya dan dayanya dan dengan berbagai bentuk; karena tujuan mereka terang-terangan anti dan ingin menghancurkan Islam itu sendiri. Syukur, Allah selalu melindungi ummat Islam dan memenangkan ummat Islam, betapapun benci dan lihainya orang kafir.

Dzikir Membebaskan Jiwa dari Kemunafikan




“…Dan tidaklah mereka (orang munafik) menyebut Allah kecuali sedikit sekali.” (QS. an-Nisa: 142).

“Barangsiapa yang memperbanyak dzikir, niscaya ia akan terbebas dari sifat munafik.” (al-Hadits).

Sahabatku, mengingat Allah adalah salah satu cara agar kita melepaskan diri dari sifat munafik. Dengan mengingat Allah, Allah juga akan mengingat kita. Dan, apabila Allah mengingat kita, doa-doa kita dikabulkan-Nya, kesedihan kita dihilangkan-Nya, kita diberi-Nya ketentraman, dan bertambahnya rasa khusyu’ kita. Oleh karenanya, Allah memerintahkan kita mengingat-Nya sebanyak-banyaknya, tanpa batas waktu, dalam keadaan bagaimana pun; duduk, berdiri, berbaring; siang, sore, malam, pagi; satu menit, satu jam, dua jam, semata-mata untuk diri kita.

“…Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.” (QS. Ali Imran: 41).

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring…” (QS. Ali Imran: 191).

Allah tidak butuh dengan diri kita dan apa yang kita lakukan, tetapi kita butuh Allah. Begitupun dengan maksiat yang kita lakukan akan kembali pada diri kita. Di akhirat nanti, setan-setan yang pernah menjerumuskan kita akan berlepas diri dari apa yang kita lakukan. Sehingga yang timbul di hati kita adalah rasa kesal yang mendalam, mengapa dulu kita mau mengikuti bujukan mereka. Tetapi, pada saat itu penyesalan tidak lagi berguna. Jadilah penyesalan itu abadi dan rasa bersalah hanya menambah kehancuran bagi diri kita. Tidak ada kata selesai sebelum dosa-dosa berakhir.

“Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata: ‘Alangkah baiknya sekiranya dahulu adalah tanah’.” (QS. an-Naba: 40).

“Setan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal setan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka.” (QS. an-Nisa: 120).

Sahabatku, mengapa orang munafik enggan mengingat Allah? Karena, apa yang mereka lakukan bertentangan dengan perintah Allah. Sehingga ketika mereka beramal, rasa-rasanya berat sekali melakukannya. Hati dan pikiran mereka condong pada hawa nafsu. Bagaimana mungkin iman dan maksiat dapat bersatu pada diri seorang mukmin, kecuali hatinya memang betul-betul sakit. Atau, jika iman yang menang, maka hatinya kembali bersih bercahaya. Atau, jika maksiat yang menang, maka hatinya pun mati; tak ada pendengaran, tak ada penglihatan, tak ada petunjuk.

“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS. al-Baqarah: 9-10).

Jika kita sangat ingin berbuat maksiat, cobalah mengingat Allah agar maksiat itu redup. Orang yang merasakan keagungan dan kebesaran Allah akan merasa malu untuk berbuat maksiat. Hal itu perlu dilatih, yaitu dengan mentadaburi ayat-ayat quraniyah, mentafakuri ayat-ayat kawniyah, dan mentadzakuri asma-asma-Nya.

Jangan pernah ragu untuk berdzikir. Mungkin saja engkau tidak merasakan manisnya dzikir di awal dzikir-dzikirmu. Tapi, percayalah! Dzikir itu ibarat sebuah mesin diesel yang kemudian dapat membuat listrik kembali menyala. Atau, sebuah baterai jiwa yang engkau charge hingga penuh kembali. Saat penuh itulah, ia dapat menyalakan kembali dirimu; semangat dalam beramal, ikhlas, dan mau menerima kebenaran-Nya.

Mulla Ali Qari berkata, “Seorang murid telah mengeluh kepada gurunya dengan berkata, ‘Aku telah berdzikir, tetapi hatiku tetap lalai’. Gurunya menjawab, ‘Hendaklah kamu teruskan dzikir itu dan bersyukurlah kepada Allah yang telah melimpahkan taufik kepada anggota tubuhmu (lidahmu) untuk menyebut-Nya. Sedangkan untuk kehadiran hati, maka berdoalah kepada Allah Swt..” (Syaikh Maulana Zakariyya al-Kandhalawy, Fadhail Amal, hlm. 183, 2001, Pustaka Ramadhan).

Dzikir adalah esensi keberadaanmu di dunia ini. Tanpa dzikir, engkau akan binasa. Tanpa dzikir, engkau ibarat orang yang telah mati. Dengan dzikir, engkau akan selamat dan bahagia dunia-akhirat. Kita beramal saleh karena kita ingat Allah. Jika tidak mengingat Allah, ingat yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kita tidak akan beramal saleh.

Beruntunglah orang yang berdzikir dan mau meresapi makna yang terkandung dalam dzikir tersebut. Sehingga kemudian hatinya pun kembali tenang dan bahagia. Misalnya saja, cobalah engkau ucapkan dzikir astaghfirullahal adzim dan resapilah maknanya; Allah Yang Maha Pengampun pasti akan mengampuni dosa-dosa hamba-hamba-Nya yang memohon ampunan. Ketika mengucapkan dzikir-dzikir itu sebanyak-banyaknya, ingat-ingatlah dosa-dosamu yang telah berlalu, sesungguhnya semua itu hanya akan membinasakanmu kecuali jika engkau beristighfar. Dengan keyakinan yang penuh kepada Allah, rasakanlah dosa-dosa yang telah berlalu itu seolah-olah berguguran dalam dirimu. Jadilah hatimu kembali bercahaya dan semua noda-noda yang melekat sirna. Jadilah dirimu naik ke angkasa kesempurnaan dan kemuliaan. Jadilah imanmu bertambah. Dengan iman itulah, bekal perjalananmu, memotivasimu untuk menjadi yang terbaik, dan mengerahkan seluruh bakat dan potensi dirimu untuk kemuliaan agama-Nya.

Raihlah ketenangan dengan dzikir. Raihlah kehidupan hati dengan dzikir. Raihlah semangat beramal dengan dzikir. Raihlah kebaikan di dunia ini dengan dzikir. Dan, bebaskanlah jiwa dari segala bentuk kemunafikan dengan dzikir.

Salah Paham Tentang Dzikir




Ada anggapan sebagian orang, jika orang yang berdzikir tidak mampu menghentikan perbuatan maksiatnya, maka artinya orang itu belum berdzikir. Jika seorang koruptor berdzikir, artinya koruptor itu belum berdzikir.

Menurut saya, bila ada orang awam membaca pendapat seperti itu, yang tadinya mau berdzikir bisa-bisa menjadi tidak berdzikir. Hanya gara-gara takut belum bisa menghentikan perbuatan maksiatnya. Akhirnya dzikir menjadi momok yang menakutkan baginya, bukan sebuah keasyikan dan meraih manfaat yang besar di dalamnya. 

Kasus ini sama seperti orang yang berpendapat, jilbabkan dulu hati sebelum menjilbabkan diri. Karena hati belum berjilbab juga, akhirnya orang tersebut tidak berjilbab hingga matinya. Padahal perintah berjilbab itu lebih ditujukan pada menutup aurat, sedangkan masalah hati adalah urusan dia dengan Allah. Mudah-mudahan saja dengan berjilbab, hati dan perbuatannya akan lebih baik lagi daripada sebelumnya, sebagaimana fisiknya yang sudah mengikuti perintah Allah.

Ketika muslimah sudah berjilbab, tidak mungkin dia berada di tempat-tempat maksiat. Karena jilbab itu membuat malu dirinya hingga akhirnya dia menjauh dari tempat-tempat seperti itu atau dia melepaskan jilbabnya untuk memperturutkan nafsu syahwatnya. Jika begini, mana yang lebih mulia, mana yang lebih bisa menjaga diri, dan mana yang lebih bersih hatinya?

Baik, mari kita kembali ke topik semula, yaitu meluruskan kesalahpahaman tentang dzikir. Saya merasa terpanggil untuk meluruskannya, salah satunya dengan analogi jilbab di atas. Berikut saya sajikan tanya jawab imajiner tentang dzikir. Semoga bermanfaat.

Apakah manfaat dzikir?

Dzikir secara bahasa artinya mengingat. Sedangkan definisi syara’ menegaskan bahwa dzikir berarti mengingat Allah. Berdzikir bisa dengan lisan maupun hati. Lebih afdhol adalah dengan lisan dan hati. Tapi jika tidak bisa keduanya sekaligus, jangan ditinggalkan semuanya. Lakukan yang mudah kita lakukan di awal kita berdzikir. Karena pada hakikatnya dzikir itu memiliki manfaat yang sangat besar bagi orang-orang yang berdzikir. Cukup kiranya saya sebutkan beberapa di antaranya, misalnya dzikir itu dapat memberikan ketenteraman pada hati, memberikan pahala yang besar, menjauhi segala kemaksiatan dan kemunafikan, dan sebagainya.

Jika seorang penjahat berdzikir tapi kemudian dia berbuat maksiat, apakah dzikir itu tidak berguna baginya? Apakah lebih baik baginya untuk tidak berdzikir agar tidak mengotori makna dzikir itu sendiri?

Dzikir, sebagaimana yang saya sebutkan di atas memiliki banyak manfaat dan semua manfaat itu dapat kita temukan dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits. Tidak ada ketentuan bahwa penjahat tidak boleh berdzikir, yang boleh itu orang yang hatinya sudah bersih dan perbuatannya sudah baik. Perintah itu ditujukan kepada setiap muslim baik tua maupun muda, pria maupun wanita, hingga penjahat dan alim ulama. Maka, setiap ibadah yang sudah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, siapapun orangnya akan mendapat manfaat yang besar di dalamnya.

“Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.” (QS. Ash-Shaffat 143 – 144)

Artinya, kalau saja Nabi Yunus bukan orang yang banyak berdzikir, niscaya dia akan berada di dalam perut ikan paus hingga hari kiamat. Banyak berdzikir, mengeluarkan orang yang berdzikir dari kesulitan hidup yang dialaminya. Seorang ahli maksiat yang tidak berdzikir, niscaya hidupnya akan berada di perut maksiat hingga hari kiamat.

Syaikh Said Hawwa dalam bukunya, Jalan Ruhani, mengatakan teruslah berdzikir sekalipun pada saat awal dzikir, kita belum merasakan ketenteraman hati. Hingga pada akhirnya nanti, Allah akan memberikan ketenteraman pada hatimu yang sudah merupakan janji-Nya.

 Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar’Ra’d: 28)

Syaikh Maulana Zakariyya Al-Kandhalawy dalam kitabnya yang berjudul Fadhail Amalmenyebutkan sebuah kisah, sebagai berikut: Mulla Ali Qari berkata, “Seorang murid telah mengeluh kepada gurunya dengan berkata, ‘Aku telah berdzikir, tetapi hatiku tetap lalai’. Gurunya menjawab, ‘Hendaklah kamu teruskan dzikir itu dan bersyukurlah kepada Allah yang telah melimpahkan taufik kepada anggota tubuhmu (lidahmu) untuk menyebut-Nya. Sedangkan untuk kehadiran hati, maka berdoalah kepada Allah Swt..”

Dikisahkan, pada suatu ketika ada orang bertanya kepada Buya HAMKA, “Pak Kyai, ada orang yang rajin shalat tapi kok masih berbuat maksiat, orang yang lain tidak rajin shalat tapi baik hati. Apakah itu artinya shalat itu tidak bermanfaat?” Buya HAMKA menjawab, “Anakku, kalau orang rajin shalat tapi masih maksiat, dia akan lebih banyak berbuat maksiat jika meninggalkan shalat. Sedangkan orang yang tidak rajin shalat tapi baik hati, dia akan jauh lebih baik jika rajin mengerjakan shalat.”

Di dalam kisah ini terlihat, dzikir dan shalat ditempatkan pada tempat yang semestinya, tidak ditempatkan pada suatu tempat yang menakutkan, sehingga orang tidak berani mengerjakan shalat hanya gara-gara masih berbuat maksiat. Pada akhirnya shalat tidak dikerjakan, maksiat jalan terus. Jika shalat tidak lagi dikerjakan maka tiang iman sudah runtuh. Selamat jalan ketaatan dan selamat datang kemaksiatan!

Jadi, apakah yang harus dikerjakan bagi ahli maksiat yang berdzikir?

Berdzikirlah sebanyak-banyaknya. Sesungguhnya dalam hidup ini sering kita lalui dengan proses dan proses itu membutuhkan waktu yang kadang tidak sebentar. Sekali dia berdzikir mungkin dia belum merasakan kelezatannya. Kemudian dia berdzikir lagi, mulailah terasa manfaatnya. Dia berdzikir lagi mulai ada maksiat yang dijauhkannya walaupun tidak semuanya. Terus menerus dia berdzikir hingga ia merasakan kenikmatan di dalamnya, menangis ketika mengingat-Nya, bertaubat di jalan-Nya, senang berbuat baik, dan menjauhi kemaksiatan.

Batu yang keras sekalipun akan berlubang bila di tetesi air sedikit demi sedikit dan terus-menerus. Hati yang keras sekalipun akan luluh dengan cahaya dzikir yang terus menyeruak masuk ke dalamnya. Jangan berhenti berdzikir walaupun engkau belum merasakan kenikmatan di dalamnya. Jangan berhenti berdzikir walaupun masih ada kemaksiatan yang engkau lakukan. Teruslah berdzikir hingga segala kemaksiatan terjauhkan.


Hadirilah Zikir Rutin, Shalawat dan Doa Bersama Tgk Samunzir Bin Husein Setiap Malam Jum'at Di Mesjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh dan Malam Senin Di Komplek Makam Ulama Besar Aceh, Syaikh Abdurrauf Bin ALi Al-Fanshury (Tgk. Syiah Kuala) Banda Aceh


Kedahsyatan Istighfar


Sahabatku, banyak orang merasa tidak bersalah ketika orang lain tidak mengetahui perbuatan dosa yang ia lakukan. Mereka berusaha menutup-nutupi perbuatannya yang buruk dihadapan orang lain. Mereka akan sangat malu jika perbuatan tersebut diketahui oleh orang lain, seolah-olah langit menimpa mereka dan bumi menghimpit mereka. Seolah-olah dunia ini terasa sempit dan jalan-jalan menjadi buntu untuk dilalui. Mereka tidak merasa takut kepada Allah, yang mereka takutkan adalah manusia. Kalaupun dihati mereka ada rasa takut kepada Allah, tapi itu sangat rendah. Mereka menangis dihadapan manusia, memohon ampun dan meminta maaf, tapi mereka tidak menangis kepada Allah saat sepi. Padahal, Allah Maha Melihat dan Dia lebih agung daripada makhluk ciptaan-Nya. Jika Allah murka, maka murka Allah jauh lebih dahsyat dan mengerikan daripada murka manusia.

Dihadapan manusia, mereka menyesali perbuatan-perbuatan buruk yang telah mereka lakukan. Tetapi, mereka sedikit sekali menyesali perbuatan buruk mereka dihadapan Allah. Orang seperti mereka kelak, apabila ada peluang untuk berbuat maksiat lagi, maka akan segera mereka lakukan. Apabila ada orang yang melihatnya, mereka akan segera menghentikannya. Penyesalan mereka hanya manis dimulut, agar orang lain mau memaafkan kesalahannya, dan jika sudah dimaafkan mereka merasa bahwa sangat mudah untuk kembali berbuat jahat.

Hukuman mungkin menimbulkan efek jera, tapi yang paling utama adalah kesadaran hati akan akibat dari dosa yang kita lakukan. Sebelum orang lain mengetahui perbuatan buruk kita, kita menyadari bahwa perbuatan buruknya itu salah. Lantas kita menyesalinya, memohon ampunan Allah, dan mengisi hari-hari kita dengan amal saleh. Orang yang mengakui kesalahannya sebelum tertangkap basah, tentu jauh lebih baik ketimbang orang yang mengakui kesalahannya sesudah tertangkap basah. Karena orang sudah tahu dengan pasti bahwa orang yang tertangkap basah berbuat maksiat, pasti ia telah berbuat maksiat. Sedangkan orang yang mengakui kesalahannya sebelum tertangkap basah, belum tentu orang itu telah berbuat maksiat. Seperti halnya seorang wanita pezina di zaman Rasulullah Saw.. Wanita itu mengakui telah berzina dan minta dihukum rajam, padahal Rasulullah Saw. dan para sahabatnya tidak mengetahui kalau wanita itu berzina. Seandainya saja wanita itu tidak melapor kepada Rasulullah, tentu Rasulullah tidak akan merajamnya. Tapi karena keimanan yang wanita itu miliki, ia menyadari kesalahannya itu dihadapan Rasulullah dan para sahabatnya. Kemudian Rasulullah Saw. merajamnya hingga wafat. Rasulullah Saw. bersabda kepada para sahabatnya, seandainya keimanannya ditimbang dengan keimanan pendudukan Madinah, maka keimanannya jauh lebih berat.

Keimanan seseorang hanya bisa diperoleh dari ketaatan kepada Allah di kala ramai maupun sepi, dan dikala susah maupun senang. Jika ia hanya beriman di satu waktu saja, maka ia belumlah menjadi seorang mukmin. Allah Swt. berfirman, “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (QS. Ali Imran: 142).

Kita Tidak Luput Dari Dosa

Manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan, kekuatan dan kelemahan. Tidak ada manusia yang sempurna. Tidak ada manusia yang luput dari dosa. Tidak terkecuali para Nabi dan Rasul-Nya. Mereka semua pernah berbuat salah. Hanya saja Allah memaafkan kesalahan-kesalahan mereka, sehingga mereka sudah pasti ditempatkan di dalam surga-Nya. Rasulullah Saw. sendiri secara istiqomah beristighfar sebanyak seratus kali setiap harinya, padahal beliau adalah orang yang paling saleh sedunia. Hal ini berarti, Rasulullah Saw. mengajarkan kepada kita bahwa sesaleh apapun kita, pasti ada kekurangannya.

Jika kita mengerjakan shalat, mungkin saja ada bacaannya yang salah atau kita tidak khusyu mengerjakannya, atau hal-hal lain yang mengurangi pahala shalat. Mungkin kita lupa atau tidak menyadarinya. Oleh karena itu, setiap selesai mengerjakan shalat, disunahkan membaca istighfar. Mudah-mudahan Allah mau memaafkan kealpaan kita. Begitupun dengan fungsi shalat sunah rawatib, tujuannya adalah menyempurnakan shalat fardhu jika ada kekurangan di dalamnya.

Ketika Rasulullah Saw. dan para sahabatnya berhasil menaklukan Makkah, Allah Swt. menurunkan surat an-Nashr, di mana di dalamnya diperintahkan agar kaum muslimin bertasbih dan beristighfar. Kita bisa bertanya, mengapa Allah memerintahkan bertasbih dan beristighfar, bukankah penaklukan ini menunjukkan kekuatan umat Islam? Ya, bisa jadi dibalik kenikmatan besar itu terselip penyakit-penyakit hati seperti sombong, atau bahkan kufur nikmat. Oleh karenanya, untuk melengkapi kemenangan itu, kaum muslimin diperintahkan untuk bertasbih dan beristighfar dan menyadari bahwa kemenangan itu datangnya semata-mata dari Allah Swt.. Bukannya setiap kali kita mendapat nikmat, lantas kita berpoya-poya atau corat-coret baju seperti pelajar yang baru lulus sekolah. Kemenangan harus kita rayakan dengan tasbih dan istighfar. Itulah kemenangan yang hakiki.

Sejarah Orang-Orang yang Berdosa

Sahabatku, akibat berbuat dosa tampak dari sejarah kehidupan manusia. Dosa yang manusia lakukan, tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, tapi juga pada lingkungannya, orang-orang yang terdekat dengannya, hingga kendaraannya. Janganlah heran jika kita dapati tubuh kita mudah sakit, orang-orang yang terdekat dengan kita benci kepada kita, dan kendaraan kita sering rusak. Itu semua diakibatkan oleh dosa yang telah kita perbuat.

Hancurnya bangsa Tsamud, Aad, Sadum, Firaun dan pasukannya, Qarun, dan kaum lainnya yang telah berbuat dosa, telah menunjukkan akibat dari perbuatan dosa mereka. Introspeksilah diri kita dan mohonlah ampun kepada Allah, sebelum Allah mengazab kita seperti mereka.

أَفَلَمْ يَسِيرُوا فِي اْلأَرْضِ فَيَنظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ دَمَّرَ اللهُ عَلَيْهِمْ وَلِلْكَافِرِينَ أَمْثَالُهَا

“Maka apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi sehingga mereka dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka; Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu.” (QS. Muhammad: 10)

Istighfar kepada Allah

Sahabatku, mari kita jadikan hari-hari kita sebagai hari-hari istighfar kepada Allah. Yaitu mengingat dosa-dosa yang telah kita perbuat, menyadari betapa banyaknya dosa-dosa tersebut dan betapa dekatnya azab Allah bagi para pendosa. Sebelum kita tidak mampu lagi beristighfar, sebelum ruh lepas dari jasad. Sudah seharusnya mata kita diistighfari, karena beberapa kali dan bahkan sering melihat hal-hal yang diharamkan-Nya. Begitupun juga dengan telinga, mulut, tangan, kaki, dan hati ini yang kerap dikotori oleh penyakit-penyakit hati. Seluruh jasad ini harus kita istighfari agar ia bersih dari dosa. Dosa seperti kotoran yang melekat pada tubuh, selagi tidak dibersihkan, ia akan semakin kotor. Sedangkan istighfar ibarat air yang membersihkan kotoran-kotoran tersebut. Sehingga ketika manusia keluar dari kamar mandi, ia tampak bersih, segar, dan sehat. Begitulah keutamaan istighfar. Orang yang telah merutinkan istighfar berarti telah membuka pintu kekuatan, kesuksesan, kebahagiaan, dan kesejahteraan.

Sebanyak apakah kita beristighfar? Minimal kita beristighfar seratus kali sebagaimana yang telah dilakukan Nabi Saw.. Jika kita mampu lebih dari itu, hal itu lebih baik bagi kita; lebih banyak pahalanya dan lebih besar keutamaannya. Karena, Nabi Saw. yang notabene orang yang paling saleh dan dosa-dosanya sudah diampuni oleh Allah saja beristighfar seratus kali, apalagi kita yang banyak dosa dan belum tentu dosa kita diampuni-Nya. Seharusnya istighfar kita lebih banyak daripada Nabi Saw..


Hikmah Terhalang Bagi Orang yang Berbuat Maksiat

“Al-Hikmah tidak akan turun pada hati yang di dalamnya terdapat keinginan pada maksiat.” (Muhammad bin Ka’ab al-Qarzhi)

Maksiat memadamkan cahaya hati sehingga ia tidak mampu mengeluarkan hikmah. Semakin besar keinginan berbuat maksiat, semakin sempit pula hikmah itu keluar dari akal pikiran kita.

Perhatikanlah hal ini, wahai para penuntut ilmu! Bagaimana mungkin engkau memperoleh hikmah sementara engkau berbuat maksiat? Hikmah hanya ada pada jiwa orang-orang yang taat, bukan orang yang gemar berbuat maksiat. Bukankah Allah Swt. telah berfirman,

 وَاتَّقُوا اللهَ وَيُعَلِّمُكُمُ اللهُ

“Bertakwalah kepada Allah, niscaya Allah akan mengajarimu.” (QS. al-Baqarah: 282)

Yaitu mengajari ilmu asli; yang dapat menyembuhkan dan memberikan petunjuk, yang diilhamkan oleh Allah hanya kepada orang yang bertakwa.

Sementara mereka yang rajin menuntut ilmu namun gemar berbuat maksiat atau tidak menjadikan ilmunya itu jalan menuju takwa kepada Allah. Tidak memperoleh ilmu melainkan ilmu dakhil atau ilmu yang tidak bermanfaat. Ilmu itu bukanlah inti permasalahan, tetapi hanya kulit luarnya saja. Maksiat telah melencengkan ilmu dari makna sesungguhnya.

Sumber : Kutipan dari berbagai referensi

Sunday, May 4, 2014

Sejarah Awal Penulisan Bismillah


Keterangan ini diambil dari kitab Khajinatil Asrar karangan Asaid Muhammad haqi najili
Keutamaan بسم الله الرحمن الرحيم
Sejarah awal penulisan بسم الله الرحمن الرحيم ( khajinah hal. 93)

Riwayat yang pertama
Tatkala Allah SWT menciptakan pena dan Allah menjadikannya dengan satu ikatan (tali). Jarak antara ikatan tersebut kurang lebih berkisar antara perjalanan 500 th. Kemudian Allah melihatnya dengan penuh "wibawa" maka terbelahlah pena tersebut. Kemudian Allah firman : “Wahai pena tulislah di atas papan, "apa-apa yang ada, dan apa-apa yang akan terjadi sampai hari qiamat. Berkatalah pena keada Allah: “Dengan apa aku harus menulisnnya ya allah... ? .Allah mejawab : Mulailah dengan kalimat "بسم الله الرحمن الرحيم. Lalu pena menulis بسم الله الرحمن الرحيم. dalam kurun waktu kurang lebih 700 tahun lamanya.Berkatalah Allah SWT kepada Pena: “Wahai pena, demi keagungan & kemuliaanku, siapa orang yang berzikir : بسم الله الرحمن الرحيم dari umat Muhammad walaupun hanya satu kali, maka aku akan mencatatnya dengan ganjaran pahala ibadah 700 tahun

Riwayat yang kedua
Tatkala Allah SWT menciptakan pena dan sebuah papan untuk menulis (buku) lalu Allah SWT memerintahkan pena untuk mendatangi papan tersebut. lalu Allah berkata : "Wahai pena...! Pena pun mejawab dengan lemah lembut : “labaik ya Allah... Lalu Allah berkata lagi : “wahai pena, mulailah dengan kalimat :" بسم الله الرحمن الرحيم. Lalu mulailah pena menulis kalimat بسم الله الرحمن الرحيم. Tatkala pena menulis huruf “ب, maka keluarlah cahaya dari huruf ب" tersebut, yang menyinari alam malaikat dari mulai arasy sampai bawah bumi . (subahanallah….....)

Lalu berkatalah pena kepada Allah : “ya Allah, rahasia apa yang ada dihuruf "ب" ini…? Lalu Allah menjawab :بري لأمة محمد "Ba (ب) adalah "kebaikanku kepada umat Muhammad". Lalu Allah memerintahkannya lagi untuk menulis huruf “س” (sin)maka keluarlah dari 3 (tiga) geraham(liukan) huruf س (sin) beberapa cahaya. Yang pertama terbang ke arasy, cahaya yang kedua terbang ke kursi,cahaya yang ketiga terbang kesurga. Tatkala pena melihat cahaya-cahaya tersebut, maka pena bertanya kepada Allah SWT : “Cahaya apakah itu ya Allah ? Dan Allah mejawab : "ini adalah cahaya umat Muhammad SAW……

Cahaya yang pertama :adalah cahaya "Sabiqin" orang shalih yang terdahulu.
cahaya yang kedua : adalah cahaya "Muqtashidin" (orang yang bersungguh2 dalam beribadah)
cahaya yang ketiga adalah cahaya‘Ashiin Wazholimin" ( orang yang berdosa dan zholim dari Umat Nabi muhammad)

Kemudian Allah memeritahkan pena menulis huruf “م” (miim) Maka keluarlah cahaya dari huruf miim yang lebih terang dari huruf ب (Ba) dan س (siin). Sehingga menerangi arasy dan 7 lapisan bumi. Pena pun terkagum-kagum sampai 1000 tahun lamanya. Setelah itu pena pun bertanya kepada Allah : Ya rabb, cahaya apa ini ? Allah SWT menjawab :

 “Wahai pena, itu adalah nur Muhammad SAW, ia adalah kekasihku... ia adalah ketulusanku... dia adalah rasulku...dan dia adalah pemimpin para nabi dan rasul. Dan aku tiadalah menciptakan segala sesuatu di permukaan bumi ini melainkan karenanya. Tatkala pena mendengarkan penjelasan tersebut, maka pena ingin untuk menyampaikan salam kepada nabi Muhammad SAW. lalu pena meminta izin kepada Allah untuk mengucapkan salam… “ 

Assalamualaika Ya rasulallah….Ya habiibullah …Ya nurullah… lalu Allah berkata kepada pena : 

”Wahai pena, engkau telah mengucapkan salam kepadanya, padahal Muhammad belum ada. kalau saja dia ada, pasti ia akan menjawab salammu. "Wahai pena Hari ini aku menjawab salammu karena kecintaanku kepadanya : “aalaika minni salam ya Qalam.

Allah SWT memerintahkan Qalam untuk menulis lapaz selanjutnya, yaitu الله الرحمن الرحيم . Dan berkatalah pena : "ya rabb, apakah ini nama-namamu ? 

Allah menjawab : ya ! aku adalah الله (Allah)” bagi orong-orang terdahulu, aku adalah الرحمن (Rahman) bagi orang yang bersungguh-sungguh dalam ibadah, dan aku adalah الرحيم (Rahiim) bagi orang-orang yang berdosa dan zhalim.

Riwayat yang ketiga
Sesengguhnya Allah telah memerintahkan pena untuk menulis kalimah " بسم الله الرحمن الرحيم. Tatkala pena menulisnya, maka keluarlah cahaya dari huruf sin. Kemudian Allah SWT menciptakan para malaikat dari cahaya huruf tersebut. Setiap satu malaikat memiliki 400.000 kepala, setiap kepala memiliki 400rb wajah, dan setiap wajah memiliki 400rb mulut, dan setiap mulut memiliki 400rbn lidah. Diatas keningnya tertulis kalimat بسم الله الرحمن الرحيم. Setiap lisan mereka berzikir kalimat " بسم الله الرحمن الرحيم. Dan Allah menjadikan barisan pada satu malaikatnya berjumlah 1000 shaf. Malaikat yang pada barisan shaf tersebut melihat kearah Kening-kening malaikat yang bertuliskan bismillahirrahmanirrahim. Dan mereka juga berzikir kalimat " بسم الله الرحمن الرحيم Dan seraya berdoa : “ya Allah, ampunilah dan sayangilah orang-orang yang membaca bismillah pada setiap permulaaan amal-amal mereka, dari umat Muhammad SAW…. Dan Allah menjawab : wahai malaikatku, saksikanlah bahwa aku telah mengapuni mereka….. aku akan memberkahkan amal mereka…..aku menerima semua kebaikan mereka….. dan akan menghapus kesalahan-kesalahan mereka (kitab dalailulnabawiyah)