Saturday, July 26, 2014

MISTERI DZIKIR AKHIR ZAMAN



TAK DIRAGUKAN lagi bahwa zikir adalah modal utama dalam menjalankan tugas utama hidup kita, yaitu beribadah kepada Allah. Bahkan, inti seluruh ibadah adalah zikir : menyebut, mengingat, memahami, merenungkan, dan mengamalkan petunjuk Allah. Zikir adalah ibadah yang paling ringan dan murah. Zikir juga merupakan ibadah yang fleksibel, karena bisa dilaksanakan di semua tempat, waktu, dan keadaan. Oleh karenanya, ia adalah ibadah sepanjang hayat.

                           

Kita sudah biasa mendengarkan ceramah atau membaca penjelasan bahwa doa dan zikir mendatangkan ketenangan jiwa, meninggikan derajat, menambah pahala, dan menggugurkan dosa. Tetapi, bagaimana dengan sejumlah hal ‘luar biasa’ berikut ini?

  • Tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir menjadi makanan dan minuman fisik saat kaum muslimin mengalami bencana kekeringan dan kelaparan ekstrim selama tiga tahun sebelum kemunculan Dajjal.
  • Tahlil dan takbir yang dikumandangkan 70.000 Bani Ishaq pasukan Al-Mahdi meruntuhkan benteng Konstantinopel di daratan, lautan, dan pintu gerbang kota.
  • Zikir dan doa sebagai modal kekuatan Dzul-Qarnain saat membangun benteng pembatas, juga sebagai modal kekuatan bangsa Ya’juj dan Ma’juj untuk melubangi dan meruntuhkan benteng pembatas tersebut, —dan ajaibnya, sebagai senjata Nabi Isa dan kaum muslimin untuk menewaskan dan sekaligus menguburkan bangsa Ya’juj dan Ma’juj. Padahal, semua penduduk bumi dan langit tidak mampu membendung kebrutalan dua bangsa perusak yang besar, kejam, dan tangguh itu!
  • Zikir dan doa menyelematkan pribadi dari pembantaian, mengokohkan pasukan Islam, memporak-porandakan pasukan musuh, dan mengantarkan prajurit muslim kepada mati syahid; terutama di masa kekacauan akhir zaman dan perjuangan Al-Mahdi-Nabi Isa untuk memakmurkan dunia dengan syariat Allah.
  • Zikir dan doa menghindarkan harta dan nyawa kaum muslimin dari bencana alam, di saat akhir zaman sering terjadi gempa bumi, hujan meteor, kegelapan pekat, dan pengubahan bentuk manusia. Bahkan, doa dan zikir bisa mengubah bencana menjadi sebuah berkah.
  • Zikir dan doa mengandung lima kekuatan dahsyat yang menyelamatkan kaum muslimin dari segala penyakit fisik, baik secara preventif maupun kuratif.
  • Doa dan zikir mengajarkan visi, misi, dan langkah-langkah operasionil yang harus ditempuh oleh kaum muslimin untuk mempertahankan iman, meningkatkan amal, menyusun fusthath iman (kelompok iman), dan membentenginya dari pengkhianatan dari dalam; manakala fitnah Duhaima’ —yang mengawali keluarnya Dajjal, telah datang menampar umat Islam.
  • Doa dan zikir mementahkan semua tipu daya, kepalsuan, dan kekuatan Dajjal. Padahal, Dajjal membawa sungai air dan api, juga gunung roti; mampu memerintahkan langit untuk menurunkan hujan dan bumi untuk menumbuhkan tanaman; bahkan menghidupkan kembali beberapa orang yang telah mati.
  • Doa dan zikir mendatangkan kemulian bagi seorang muslim untuk ikut menyambut turunnya Nabi Isa dari langit, mendapat stempel keimanan dari binatang yang bisa berbicara, dan menggapai taubat sebelum matahari terbit dari arah barat.



Sunday, July 6, 2014

Serba "Ter" Di Palestina


“Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka, Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak, dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar” (QS. Al Israa: 6)


 

TAHU Guinness World Records? Inilah lembaga terkemuka yang mencatat hal-hal yang serba “ter” di muka bumi. Dari yang terpanjang, terkecil, terbesar, tertua dan rekor-rekor “ter” yang lain.

Tahukah apa yang bisa dicatat Guinness World Records jika mereka pergi ke Palestina? Ini dia:

Tahanan terlama di seluruh dunia

Pada akhir 2007, jumlah tahanan Palestina yang menghabiskan waktu lebih dari lima belas tahun di penjara Zionis mencapai 232 orang. Di antara mereka ada yang melewati waktu lebih dari dua puluh tahun. Bahkan, yang menhabiskan waktu dalam penjara lebih dari seperempat abad tak kurang dari 10 tahanan. Mereka semua memiliki hak untuk didaftarkan nama-nama mereka secara individual dan kolektif dalam Guinness World Records.


Penjara terbesar di dunia

Di sekeliling Jalur Gaza terdapat pagar tembok terbesar di dunia yang berfungsi sebagai pemisah. Ini membuat Gaza menjadi seperti penjar terbesar di dunia dalam sejarah modern. Panjang tembok tersebut 3 kali lipat dari panjangnya tembok Berlin. Bahkan ketinggiannya juga 2 kali lipat darinya.


Memiliki tahanan terbanyak
Para “tahanan” itu berada di antara dinding pemisah yang mengisolasi warga Palestina. Jumlah “tahanan” mencapai 3 juta orang. Meliputi puluhan kota dan ratusan desa yang dikelilingi oleh dinding tinggi tersebut.

 

Menteri dan Anggota Dewan terbanyak dipenjara

Jumlah menteri dalam pemerintah Palestina yang dipenjara rezim Zionis mencapai 7 menteri. Sedang 40 wakil dari majelis konstitusi Palestina juga terbelenggu dalam penjara penjajahan.

Gadis termuda yang dibunuh

Ada wanita termuda usianya yang dibunuh oleh Zionis. Usianya belum mencapai 10 hari. Dia juga menjadi korban terkecil dan termuda di dunia.

 

Separuh bangsa ditangkap dan dipenjara

Jumlah tahanan Palestina mencapai 700 ribu. Jika dihitung sejak awal penjajahan Zionis hingga kini, terjadi penangkapan satu dari empat warga Palestina. Sebagian besar dari para tahanan adalah laki-laki dewasa. Sebanyak 42% warga laki-laki di Palestina pernah merasakan penjara.


Tahanan paling muda diseluruh dunia

Penjara zionis memiliki tahanan anak-anak paling belia di dunia.

 

Peluru terbanyak yang bersarang dalam tubuh gadis cilik
30 butir peluru menembuh tubuh perempuan muda yang masih berumus tidak lebih dari 13 tahun. Hal itu terjadi setelah dirinya tertembus peluru sniper saat hendak pergi ke sekolah. Tubuhnya tergeletak di jalan masih menggenggam tas sekolah.


Penistaan tempat suci terbanyakTelah terjadi penistaan lebih dari 200 mesjid di daerah yang dijajah sejak 1948. Masjid-masjid diubah menjadi bar dan klub-klub malam, rumah-rumah, restoran dan tempat maksiat.




Tahanan pelarar dan mahasiswa terbanyak

Pasukan penjajah telah menahan lebih dari 1.175 siswa, termasuk 330 anak-anak di bawah usia delapan belas tahun. Sekolah dan universitas ditutup terbanyak. Jumlah sekolah dan perguruan tinggi yang ditutup pada tahun 2006 oleh rezim Zionis berjumlah 12 sekolah dan 1 universitas.


Lembaga pendidikan yang hancur

Pada tahun 2006, jumlah lembaga pendidikan yang hancur sebanyak 359 buah. Termasuk kantor-kantor dan direktorat pendidikan dan universitas telah berubah menjadi barak militer.


Para siswa dibunuh oleh peluru penjajah

Jumlah siswa yang syahid oleh peluru tentara penjajah mencapai 848 siswa dari berbagai sekolah-sekolah dan kampus. Dan jumlah siswa –laki-laki dan wanita- dan staf yang terluka oleh karena peluru penjajah mencapai 4.792 siswa-siswi dan staf.


 

Pohon-pohon yang dihancurkan

Jumlah pohon-pohon yang dihancurkan mencapai 13.572.896 pohon. Menghancurkan lebih dari 784 gudang pertanian dan 788 peternakan ayam berikut dengan peralatan yang juga dihancurkan. Sebanyak 14.829 ekor kambing domba yang disembelih, sapi dan unggas yang dibunuh mencapai 12.151 serta memusnahkan 16.549 perkebunan kurma dan menghancurkan 425 sumur. Rumah-rumah petani yang hancur total sebanyak 207 rumah. Dan semua terjadi dalam tahun 2006.


Tingkat kemiskinan tertinggi didunia

Tingkat kemiskinan di wilayah Palestina karena adanya blokade, mencapai 75%. Menurut hasil survei pada tahun 2007.


Pos pemeriksaan terbanyak

Pasukan penjajah membuat titik blokade dan titik pemeriksaan pada wilayah yang diduduki dan secara keseluruhan selalu mobile (berpindah-pindah). Adapun yang permanen berjumlah 763 pos.

 

Rezim apartheid pertama

Palestina yang dijajah merupakan tempat terbesar yang diterapkannya sistem apartheid. Bangsa Palestina hanya mungkin menggunakan tak lebih dari 50 meter kubik air pertahun. Sedangkan orang Yahudi memungkinkan penggunaan air lebih dari 2.400 meter kubik setiap tahun yang berasal dari perairan di Tepi Barat. Pendapatan per kapita di dalam entitas Yahudi 30 kali pendapatan per kapita Palestina. Bersamaan dengan itu warga Palestina terpaksa membeli barang dengan harga pasar yang diduduki oleh entitas Yahudi.

Tidak hanya pada standar itu. Persoalan Palestina menjadi isu paling banyak ditulis dalam berbagai artikel dan buku. Paling banyak resolusi internasional yang dikeluarkan, paling banyak permasalahan yang hadir dalam berbagai media dan berita, didialogkan dalam berbagai pertemuan, konferensi dan forum, demonstrasi-demonstrasi, kutukan dan kecaman. Tempat ini juga menjadi tempat penutupan paling banyak lembaga-lembaga sosial dan kemanusiaan. Pada tahun 2007 saja rezimm Zionis telah menutup lebih dari 70 lembaga kemanusiaan setelah lebih dahulu dibekukan dan dicuri seluruh asetnya.

Jadzbah


Orang yang banyak dan kontinyu dalam menyebut nama Allah adalah bagian dari wujud cinta (Mahabbah) kepada-Nya, sebab dikatakan apabila seseorang yang cinta terhadap sesuatu akan banyak menyebut-nyebutnya. Banyak berdzikir adalah dianjurkan sekali dan diisyaratkan sebagai jembatan yang utama untuk menghampiri-Nya. Salah satu tanda mahabbah adalah tergila-gila, demikian pula yang harus dicapai dalam dzikir (mengingat)-Nya. Dari Abu Sa’id al Khudri Ra. Rasulullah SAW bersabda: 

“Hendaklah kalian berdzikir kepada Allah sebanyak-banyaknya sehingga orang-orang mengatakan gila”. (HR. Ahmad, Abu Ya’la, Ibnu Hibban, Hakim)

Dan juga Rasulullah SAW bersabda lewat riwayat dari Ibnu ’Abbas Ra.: 

“Hendaklah kalian berdzikir sebanyak-banyaknya sehingga orang-orang munafik menganggap kami ahli riya”. (HR. Thabrani dan Baihaqi)1

Orang yang berdzikir dengan melibatkan seluruh jiwa raganya berarti ia telah mengungkapkan mahabbah kepada-Nya. Apabila seseorang mencapai mahabbah yang sempurna maka ia akan menarik pecinta kepada yang dicinta. Sifat mahabbah yang sempurna ini dapat melenyapkan perilaku-perilaku yang dicegah bagi pecinta.

Ada kalanya seseorang mengalami jadzbah2, yaitu suatu tarikan Ilahiyah yang terjadi dalam dirinya. Kejadian tersebut diawali dengan adanya interaksi hati yang diungkapkan sebagai pernyataan-pernyataan hati. Hatinya menyampaikan kalimat-kalimat penegasan untuk melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan yang lazim (meski dasar penegasannya berdasarkan dalil yang Haq), tetapi hal demikian bagi orang lain yang melihatnya menganggap ia seperti ‘gila’.

Syekh Abu Sa’id al Kharraz mengatakan: 

Sesungguhnya Allah SWT men-jadzbah (menarik) ruhnya para Awliya’ kepada-Nya, merasakan nikmat dengan dzikir dan wushul (sampai) kepada-Nya, dan mempercepat kesenangan terhadap segala sesuatu pada badan-badan mereka. Kehidupan fisik jasmani mereka bagaikan kehidupan hewan. Sedangkan kehidupan ruhaniyahnya bagaikan dalam kehidupan Tuhan”.3

Perbandingan orang yang mengalami jadzbah dengan orang gila bisa dilustrasikan sebagai berikut: Ada dua orang yang sama-sama tertawa kegirangan, dengan menggerakkan tubuhnya ke sana kemari tak beraturan. Orang pertama kegirangan karena ia melihat televisi, dan menyaksikan tim sepakbola kesayangannya meraih kemenangan. Namun posisi televisi itu terletak di bawah tangga rumah sehingga tidak tampak terlihat dari luar ruangan. Dalam keadaan seperti itu, ada orang lain yang melihat orang tadi tertawa sendirian dan terbahak-bahak, menyangkanya gila, padahal orang itu sedang menonton televisi. Orang yang pertama adalah perumpamaan orang yang sedang jadzbah (majdzub), gila dengan sebab. Sedangkan orang kedua yang tertawa dan menggerakkan tubuhnya tanpa sebab apapun, disebut sebagi orang yang gila sebenarnya.4

Di antara sebab-sebab kondisi majdzub itu terjadi adalah karena ia tidak mampu mengkondisikan atau melakukan adab-adab dzikir yang sesungguhnya. Maka ketika tarikan Ilahiyah itu datang ia segera melepaskan dirinya begitu saja, sehingga ia larut dalam keasyikan dzikirnya. Keadaan inilah yang kemudian tidak mampu ia kendalikan, Kondisi tarikan semacam ini sebenarnya sebagaimana tarikan-tarikan yang timbul dari suatu dakwah / ajakan yang mempengaruhi dirinya, serta merta ia mengikuti saja tanpa berusaha bertahan dan menyikapinya dengan daya kontrol yang optimal.

Tarikan Nur Ilahi itu berusaha mencari tempat dalam dirinya, mendesak pernik-pernik kebatilan yang sudah ada dalam jiwanya, maka tampaklah gejolak batin itu melampiaskan benturan-benturan jiwa yang sedang terjadi. Ibarat cahaya yang berusaha menembus ruangan gelap, yang pada akhirnya ruangan yang gelap itu seluruhnya tertelan oleh cahaya IIahi yang masuk ke dalamnya, baik diusahakan maupun di luar kehendak dirinya.

Pertarungan khatir atau bisikan-bisikan yang datang dan pergi dalam dirinya menyebabkan adanya dua pilihan yang harus ia lakukan, membiarkan atau melawannya. Kalau ia biarkan maka dorongan Ilahiyah itu akan terus menghantui setiap gerak langkahnya kemanapun ia pergi, apabila hal ini ia pertahankan akan menyebabkan ketidakseimbangan ruang gerak kehidupan normalnya. Kalau ia melawannya, berarti ia akan kembali kepada posisi sediakala. Kondisi jadzbah ini bisa kembali normal jika orang yang mengalaminya mempunyai fisik yang sehat, tidak seperti orang yang berfisik lemah yang pengembalian kondisi kepada posisi yang normal membutuhkan waktu yang cukup lama. Yang lebih parah sebenarnya bila seorang majdzub ini tidak mempunyai Guru Mursyid yang jelas, sehingga apa yang dilakukannya adalah berdasarkan kehendak atau selera dirinya. Hal ini akan sulit diubah menjadi keadaan yang lebih baik.

Pergulatan orang yang mengalami jadzbah sesungguhnya medan jihad akbar bagi dirinya, namun orang lain tidak mengetahuinya. Apabila ia wafat dalam jihadnya tersebut maka ia meninggal dalam keadaan husnul khatimah (Ridha Allah), jika dalam bimbingan seorang Mursyid, karena konsistennya ingin senantiasa dekat dengan Allah Ta’ala.

Jalan yang preventif dalam masalah ini adalah mendahulukan (mengutamakan) adab-adab syari’at mengetahui kaidah-kaidah dalam beribadah/dzikir pada dirinya agar terjadi suatu keseimbangan antara jasmani dan ruhani, terutama bagi orang yang baru menapaki (salik) di atas jalan dzikir.

Orang yang dikatakan gila sebenarnya dikarenakan dua faktor, yaitu: (pertama) karakter kejiwaannya lemah, dan (kedua) fisiknya lemah. Kegilaan yang dimaksud adalah bukan kegilaan mental seperti yang banyak orang katakan tetapi kegilaan di sini disebabkan adanya suatu tarikan Ilahiyah di saat ia belum mendapatkan tempaan ajaran syari’at yang cukup. Sebelum menyentuh ‘alam kegilaannya’ ia sudah terkondisikan di alam kebatilan.

Pada saat terjadinya suatu tarikan Ilahiyah itulah seakan-akan ia melakukan perlawanan, di antaranya munculnya semacam bisikan (khatir) hati atau telinganya untuk melakukan perilaku-perilaku yang berada di luar syari’at. Ketika tahalli5 dan takhalli6-nya belum sempurna proses tajalli menyebabkan ia mabuk, dan mengalami ketidakseimbangan pada dirinya.

Perumpamaan seperti Al Hallaj, Syekh Siti Jenar, dan lainnya adalah orang-orang yang tidak mampu mengendalikan syari’atnya ketika ekstase, karena keadaan mereka lebih dominan mengedepankan adab hakikat. Di antara mereka banyak mengklaim mengalami suasana Wahdatul Wujud7 (kebersatuan dengan Tuhan). Para Shufi yang mengalami keadaan seperti mereka berdua amal ibadahnya, yakni dzikir atau saliknya hanya berfungsi atau memberi manfaat bagi dirinya sendiri, tidak sebagaimana para Nabi dan para Mursyidun, yang bersifat Tabligh (setelah menerapkan Quu Anfusakum wa Ahliikum Naaroo bagi dirinya). Para pemimpin umat di setiap masa biasanya selalu mengedepankan keseimbangan adab syari’at dan hakikat.

Orang yang mengalami ekstase (Fana) seperti ini berbeda dengan gila pada umumnya. Yang membedakannya adalah:

GILA (MAJDZUB)

· Dapat diajak komunikasi dengan teratur
· Bisa sembuh, dan tidak menampakkan bekas
· Jika ia memperoleh proses tajalli dengan waktu yang lama, ia akan mencapai makrifat yang benar, dengan syarat dibimbing oleh seorang Mursyid
· Dalam proses tajalli ini, seorang majdzub dalam naungan Ridha Allah SWT

GILA DUNIA

· Tidak dapat diajak bicara dengan benar (ngawur) · Kelihatan bekas-bekas kegilaannya · Hanya ingin memperturutkan hawa nafsunya saja, kehidupannya seperti hewan karena sudah kehilangan akal yang berarti hilang ruh Ilahiyah dalam dirinya. · Kehidupannya tak ubahnya seperti manusia biasa yang mengikuti kebiasaan-kebiasaannya sebelum ia gila.

Kedua ahwal jadzbah tersebut tidak dibebani hukum syari’at (mukallaf) atasnya, dan juga tidak pantas mengemban suatu bentuk kepemimpinan, karena dominasi akal telah hilang dalam dirinya.

Selain itu semua ada pula yang memiliki jiwa yang kuat dalam proses tajalli-nya, sehingga ia tidak menampakkan gejolak-gejolak yang dapat berbenturan dengan iklim kehidupan natural (alami). Ia mampu menciptakan keseimbangan karena peristiwa berupa ekstase itu dapat ia kendalikan, dan hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu saja, seperti: histeris ketika dibacakan ayat-ayat Al Quran yang menyentuh jiwanya.

Orang-orang utama seperti para Nabi, Mursyidun8 juga mengalami jadzbah berupa kehadiran ruh-ruh Ilahi, namun hal demikian tidak tampak secara nyata (lahir). Hal ini disadari ketika ia berkata-kata atau menyampaikan hukum-hukum Ilahi di luar kemampuan dirinya yang sebenarnya. Bekas-bekas kejadian tersebut begitu nyata dialami oleh para Mursyidun sebagaimana yang dialami oleh para Nabi sesudah menerima wahyu, misalnya keringat membasahi sekujur tubuhnya, rasa lelah seakan mendapat beban yang berat, dsb. Ciri-ciri komunikasi Ilahiyah ini tidak seperti orang kebanyakan di kalangan ahli-ahli kegaiban umum (supra natural), apalagi terjadi di setiap saat. Karena peristiwa llahiyah semisal mukjizat saja terjadi pada waktu-waktu tertentu. Hal ini menandakan komunikasi ini begitu tinggi nilainya dan tidak sembarang orang memunculkan dengan keinginannya sendiri.

1 Tersebut pula di dalam kitab Tafsir Durrul Mantsur, karangan Syekh Jalaluddin as Suyuthi.
2 Orang yang mengalaminya disebut majdzub.
3 In’amuzzahidin Mashudi, MA.,Wali Sufi Gila, Ar-Ruzz, Cet I, hal 40.
4 Ibid., hal. 41
5 Tahalli artinya mengisi jiwa dengan perilaku-perilaku positif (mahmudah).
6 Takhalli artinya mengosongkan jiwa dari perilaku-perilaku negatif (madzmumah).
7 Ragam istilah ini banyak sekali, misalnya Manunggaling Kawula Gusti, Hulul, dsb.
8 Para Guru-guru Shufi.