Di dalam sejarah kehidupan Rasulullah dan para sahabatnya kita mengenal seorang sahabat bernama Abdullah bin Salam. Beliau adalah kepala pendeta dan pemuka kaum Yahudi Madinah. Sehari-hari beliau mempelajari Taurat dan mengajarkannya kepada orang Yahudi lainnya. Di dalam Kitab Taurat beliau temukan ayat-ayat tentang akan diutusnya Nabi akhir zaman. Semua tanda-tanda itu beliau kumpulkan dan renungkan. Lalu beliau bandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang bahwa ada orang Makkah yang mengaku dirinya sebagai Nabi. Namanya Muhammad. Tak pelak lagi, berita ini menyita perhatiannya. Lalu beliau cocokkan omongan orang tentang Muhammad dengan apa yang tertuang di dalam Taurat. Klop! Sosok Muhammad sama persis seperti apa yang digambarkan oleh Taurat. Jadilah Abdullah bin Salam menjadi sosok yang sangat merindukan kehadiran Rasulullah Muhammad Saw.
Ketika Nabi Muhammad Saw. tiba di Madinah, hati Abdullah bin Salam berbahagia. Dia berteriak, "Allahu Akbar! Allahu Akbar!" Kontan bibinya kaget. "Kamu akan kecewa. Seandainya saja kamu mendengar kedatangan Musa bin Imran, kamu tidak bisa berbuat apa-apa," kata sang bibi.
"Wahai bibi, demi Allah, dia adalah saudara Musa bin Imran. Dia dibangkitkan membawa agamanya yang sama," kata Abdullah.
"Diakah Nabi yang kau ceritakan itu?" tanya bibinya.
"Benar!" jawabnya lalu bergegas menemui Rasulullah yang sedang dikerumuni orang banyak. Setelah berdesak-desakan, akhirnya Abdullah berhasil menemui beliau. Setelah itu beliau perhatikan dengan seksama sabda-sabda Rasulullah yang disampaikan kepada khalayak ramai. Hatinya mantap untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Lalu Rasulullah Saw. memberinya nama "Abdullah bin Salam". Sejak saat itulah nama "Abdullah bin Salam" melekat pada diri sosok yang sebelumnya bernama Husain.
Tak berapa lama kemudian, Abdullah bin Salam menemui Rasulullah dan berkata, "Wahai Rasulullah, orang-orang Yahudi suka berbohong dan sesat, saya meminta engkau memanggil ketua-ketua mereka, tapi jangan sampai mereka tahu kalau saya masuk Islam. Serulah mereka kepada agama Allah, saya akan bersembunyi di kamarmu mendengar reaksi mereka."
Rasulullah menerima permintaan tersebut. Beliau memasukkan Abdullah ke dalam bilik dan mengumpulkan para pemuka Yahudi. Rasulullah membacakan kepada mereka ayat-ayat Al-Qur'an dan mengajak mereka memeluk Islam. Namun orang-orang Yahudi itu menolak, bahkan membantah kata-kata beliau.
Setelah mengetahui bahwa mereka enggan menerima seruannya, Rasulullah bertanya, "Bagaimana kedudukan Husen menurut kalian?"
"Dia pemimpin kami, kepala pendeta kami dan pemuka kami," jawab mereka.
"Bagaimana pendapat kalian kalau dia masuk Islam? Maukah kalian mengikutinya?" tanya Rasulullah.
"Tidak mungkin! Tidak mungkin dia masuk Islam," jawab mereka serentak.
Tiba-tiba Abdullah bin Salam keluar dari bilik Rasulullah dan menemui mereka seraya berkata, "Wahai kaum Yahudi, bertakwalah kepada Allah. Terimalah agama yang dibawa Muhammad. Demi Allah, sesungguhnya kalian sudah mengetahui bahwa Muhammad benar-benar utusan Allah. Bukankah kalian telah membaca nama dan sifat-sifatnya dalam Taurat? Demi Allah, aku mengakui Muhammad adalah Rasulullah. Aku beriman kepadanya dan membenarkan segala ucapannya."
"Bohong!" jawab mereka. "Kau jahat dan bodoh, tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah!"
Mereka pun meninggalkan Abdullah bin Salam dan Rasulullah SAW. "Kau lihat, wahai Rasulullah. Orang-orang Yahudi itu pendusta dan sesat. Mereka tidak mau mengakui kebenaran walaupun di depan mata," ujar Abdullah.
Ibnu Uyainah meriwayatkan, bahwa Abdullah bin Salam memanggil dua putra pamannya yang bernama Salamah dan Muhajir, kepada keduanya dia berkata, “Kalian telah mengetahui bahwa Allah Swt. telah berfirman di dalam kitab Taurat, Firman-Nya, ‘Sesungguhnya aku mengutus dari keturunan Isma’il sebagai seorang nabi yang bernama Ahmad (Muhammad). Barangsiapa yang beriman kepadanya, maka dia telah mendapatkan petunjuk, dan barangsiapa yang tidak beriman, maka dia akan mendapatkan laknat.’” Maka Salamah dan Abu Muhajir pun masuk Islam.
Abdullah bin Salam telah menyingkap tabir bahwa sesungguhnya orang-orang Yahudi itu menyembunyikan kebenaran dari kitab suci mereka. Yaitu kabar yang menyebutkan bahwa Nabi akhir zaman itu bernama Ahmad atau Muhammad. Karena saking kenalnya mereka dengan Muhammad, sehingga Allah Swt. mengatakan bahwa orang Yahudi dan Nasrani mengenal Nabi Muhammad seperti mengenal anak-anaknya sendiri.
Bersambung....