Thursday, June 19, 2014

Dzikir Jahar Jembatan Menuju Dzikir Sir


Sebuah mobil dapat berjalan dengan adanya starter dan pemanasan terlebih dahulu. Starter kendaraan biasanya mengeluarkan gemuruh suara yang membisingkan. Akan tetapi jika kendaraan sudah berada dalam perjalanan suara mesinnya tidak lagi berisik seperti awalnya, bahkan pada masa sekarang ada mobil sedan yang hampir tidak tampak suaranya ketika sedang berjalan. Demikianlah gambaran orang yang ingin membiasakan ingat (berdzikir) kepada-Nya, yang harus diawali dengan gemblengan dzikir jahar.

Dzikir jahar adalah sebagai latihan bagi mubtadi (pemula), untuk mengenyahkan sesuatu yang bisa menghalanginya dari hadapan Allah SWT. Pada umumnya manusia memiliki hati yang keras1 disebabkan ada sesuatu selain Allah yang senantiasa bergantung di hatinya. Dzikir jahar itulah yang akan meruntuhkan segala pikiran yang membawa ingatan kepada selain Allah, karena ingatan kepada selain Allah itu adalah batil.

Adanya kesungguhan/upaya menghilangkan ingatan kepada selain Allah ini karena biasanya hati atau pikiran manusia telah dikondisikan kepada selain Allah, yang merupakan ganjalan/hambatan manusia untuk mengingat-Nya. Dengan dzikir jahar berarti menetapkan bekas yang kuat dan menekankan konsentrasi agar kita senantiasa dalam kondisi dzikir.

Seseorang yang ingin mendapatkan sebuah mata air yang jernih, maka ia harus berjuang keras menggali tanah dengan terus menerus agar apa yang diinginkannya tercapai. Dzikir jahar itu ibarat sebuah gong yang dipukul sekali akan menimbulkan gaung atau gema yang cukup lama, inilah yang disebut sebagai dzikir Sir. Dzikir ini terkadang tidak diupayakan lagi dengan susah payah, gelombang transversal dzikir akan merambat dengan sendirinya di dalam aliran pembuluh darah sang dzakir (yang berdzikir).

Dzikir sir merupakan buah dari dzikir jahar dan khafi. Dzikir khafi merupakan latihan bagi yang terlatih hatinya sehingga tidak perlu mengingat-ingat dengan susah payah. Dampak kebiasaan mengingat Allah itu juga akan menyebabkan seseorang mengingat syari’at dan ketentuan hukum-Nya.

Diharapkan setelah melaksanakan dzikir jahar ini Ketauhidan kepada Allah selalu mendominasi jiwa raganya di manapun ia berada. Apapun profesi orang itu, bila terkondisikan ‘ingat kepada-Nya’ akan menjadi insan yang amanah dan jujur, apalagi telah mengetahui syari’at, hukum, fiqih, yang kesemuanya untuk beribadah kepada Allah, semua aktivitasnya dikonsentrasikan hanya kepada Allah.

Segala kedudukan yang diembannya hanyalah merupakan amanah yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan dan ketetapan Allah dan Rasul-Nya, segala langkah kebijakannya sesuai dengan ruang lingkup keridhaan Allah SWT.


Dzikir yang benar metodenya akan membentuk pribadi muttaqin, yang shaleh, yang bersikap amanah atas apa-apa yang telah dititipkan Allah kepadanya. Maka akan muncul sifat-sifat yang mulia dalam diri orang terebut berupa sifat jujur, zuhud, baik sangka, keyakinan yang teguh, dsb. Inilah gambaran hidupnya manusia, seperti yang diungkapkan dalam sebuah hadits Nabi SAW: 

Perumpamaan orang yang berdzikir (mengingat) Tuhannya dengan orang yang tidak mengingatnya adalah seperti perbandingan orang yang hidup dengan yang mati”.

Di kalangan para Pembimbing ruhani mengatakan bahwa yang dimaksud mati adalah matinya hati, bukan mati jasad. Dikarenakan mati hanyalah perpindahan tempat saja. Maka dengan Laa ilaaha illallaah hati menjadi hidup, imannya diperbaharui2 dan ditambah keyakinannya. Dan dengan menalqinkan kalimat itu akan terjadi suatu ikatan ruhaniyah pada hati sehingga menjadi hidup, ibarat curahan air hujan yang menghidupkan tanaman-tanaman yang layu. Oleh karena itu banyak para pencari pada zaman dahulu mengikat Bai’at atau Talqin dzikir kepada seorang Syaikh yang telah mencapai Makrifat yang hakiki yang dapat menghidupkan hati-hati, apalagi yang mencontohkan perilaku Rasulullah SAW atas kekaffahannya. Wallaahu A’lam.

1 Sebagaimana telah difirmankan: “Kemudian hati kamu menjadi keras sesudah itu seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di anatara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antarnya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah. Dan sekali-kali Allah tidak pernah lengah dari apa yang kamu perbuat”.(Al Baqarah: 74)
2 Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW: “Perbaharuilah imanmu dengan Laa ilaaha illallaah!”

0 comments:

Post a Comment